Mamasa, 8enam.com.-Proses pekerjaan proyek betonisasi jalan lingkar Bandara Sumarorong di Desa Sasakan, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa disoroti warga, lantaran dinilai tidak sesuai bestek.
Tokoh pemuda Sasakan, IM menjelaskan. Proyek betonisasi Jalan Lingkar Bandara Sumarorong dengan anggaran yang mencapai sekitar Rp 2 milliar harusnya memberikan dampak baik bagi warga bila dikerjakan baik namun sangat disesalkan karena bestek bangunan tidak diperhatikan demikian juga kualitas material.
Menurutnya, saat proses pencampuran material tidak memiliki takaran jelas, hanya menggunakan sekop. Pasir yang digunakan masih bercampur tanah. Parahnya lagi, pasir yang masih bercampur batu sebesar bola kasti langsung di maksudkan ke dalam molen tanpa takaran jelas dan itu telah dianggap bagian dari campuran pasir dan batu. Saat proses pengecoran juga sangat disayangkan lantaran bagian lapisan atas beton kembali dibubuhi semen agar terkesan memiliki campuran material yang berkualitas.
Kepala Desa Sasakan, Sumarto saat ditemui di kediamannya jumat (23/6/2017) menerangkan, Setelah berbagai kritikan warga Sasakan yang menyoroti proses pekerjaan proyek betonisasi jalan lingkar Bandara Sumarorong, pihaknya juga langsung memberikan teguran ke rekanan agar pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar.
“Harus dipahami bahwa, kami tidak bermaksud menghalangi pembangunan yang masuk ke Sasakan melainkan sangat berterimakasih jika dikerjakan dengan nanar,” ujar Kades.
Sumarto juga menekankan, jika model pekerjaan hanya dibuat asal-asalan maka selaku pemerintah setempat yang telah dipercayakan warga otomatis mengambil sikap dengan memberikan teguran.
Merespon hal tersebut, pihak rekanan Paulus Palulungan saat ditemui di kediamannya menerangkan, pekerjaan tersebut telah dilakukan sesuai petunjuk teknis yang ada, dimana lapisan dasar beton 7 Cm (K175) , ketebalan atas 20 Cm (K250), luas beton 4,5 meter serta panjang betonisasi 873 meter namun ditambah 900 meter dan sudah sesuai dengan petunjuk.
Paulus juga mengungkapkan, soal pasir yang disoroti bercampur tanah itu tidak benar, sebab saat material diambil di sungai telah disaring. Kemudian tentang campuran material yang hanya menggunakan sekop hal itu tidak dipersalahkan sebab sebelumnya telah dihitung melalui takaran, setelah jumlah sekopnya diketahui, maka tidak lagi menggunakan takaran melainkan langsung dengan sekop.
Lanjutnya, hal yang sama juga tentang pasir yang tidak dipisahkan dengan batu. Itu semua telah sesuai ketentuan sehingga batu pecah yang digunakan tinggal sedikit lantaran pasir yang dipakai telah bercampur batu. Adapun semen yang ditaburi diatas permukaan beton merupakan suatu cara untuk menambah kualitas dipermukaan beton agar tidak mudah terkelupas. (Pan)