Mamuju, 8enam.com.-Satuan tugas (Satgas) Provinsi Sulbar terus massifkan intervensi Penanganan masalah Stunting, Anak Tidak Sekolah (ATS), Pernikahan Anak, Kemiskinan Ekstrem dan Inflasi (4+1).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Dr. Junda Maulana mengaku memiliki tanggungjawab di dua Kecamatan yaitu, Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju.
“Kami dari Bappeda, bersama staf memang dalam penanganan Stunting di Provinsi Sulawesi Barat ini, memiliki dua tanggungjawab wilayah, yaitu wilayah Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro,” kata Junda Maulana, Rabu (20/9/2023).
Menurut Kepala Bappeda Sulbar, Kegiatan dilaksanakan di Posyandu ‘Tunas Mulia’ Desa Salletto Kecamatan Simboro dalam rangkaian pelaksanaan bulan bakti Sulbar untuk memperingati HUT Sulbar ke-19 tahun 2023.
“Kami melakukan bakti sosial, antara lain bagaimana mendukung pelayanan di Posyandu untuk memberikan pencerahan, sosialisasi kepada peserta, Masyarakat untuk mencegah yang namanya Stunting, mencegah pernikahan usia muda untuk keberlanjutan pembangunan kita kedepan,” ujar Junda.
Dalam pelaksanaan akselerasi penanganan masalah 4+1, Tim Bappeda Sulbar juga memberikan bantuan berupa makanan tambahan (BMT) bagi anak-anak yang datang di Posyandu ‘Tunas Mulia’ Desa Salletto.
“Jadi kami juga berikan makanan tambahan bagi anak-anak yang datang di Posyandu. Kemudian yang berkategori Stunting kami berikan bantuan khusus yang bersumber dari swadaya teman-teman dalam mendukung bulan bakti Sulawesi Barat,” ujarnya.
Selain itu, Kepala Bappeda Sulbar ini berharap, dan mengajak kepada semua pihak berkolaborasi, bergotongroyong didalam penanganan masalah 4+1 di Sulawesi Barat.
“Kami berharap, kehadiran kami disini (Posyandu) Salletto mendapatkan Support dan kemudian bisa menjadi berkelanjutan,” harap Junda.
Ia pun mengajak semua pihak untuk berkontribusi, berkolaborasi dan berperan aktif dalam penanganan masalah stunting ini.
“Jangan mengandalkan penanganan stunting hanya pemerintah. Teman-teman yang bergerak dalam dunia usaha, Swasta itu bisa memberikan peran, kontribusi. Pemerintah kabupaten juga ikut, pemerintah desa juga ikut berkolaborasi utamanya Masyarakat.
“Mari kita bergotong royong saling mengingatkan antara satu dengan yang lain karena masalah Stunting ini bukan lagi masalah pembangunan tapi sudah menjadi masalah kemanusiaan, harus kita keroyok secara bersama-sama,” tutup Junda Maulana.
Diketahui kegiatan dilaksanakan di Posyandu ‘Tunas Mulia’ Desa Salletto bekerjasama Puskesmas Botteng dalam pemeriksaan ibu hamil, Pemberian PMT, Penimbangan bayi balita, Imunisasi, Pelayanan Usila, Pemeriksaan HIV dan Promkes.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Salletto, Abdul Kadir B, Kader Posyandu, Penyuluh KB Desa dan para Nakes PKM Botteng. (edo)