Mamasa, 8enam.com.-Untuk mencegah penyakit menular HIV/AIDS, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mamasa menggelar sosialisasi tentang bahaya penyakit HIV (Humman Immuno Defiviency Virus) dan AIDS (Acquired Immuno Deficiancy Sundrome), di Aula Mini Ruma Jabatan Bupati Mamasa, jumat (21/4/2017).
Kegiatan yang diprakarsai Bagian Kesejahteraan (Kesra) Lingkup Sekretariat Daerah ini, dihadiri oleh Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi, perwakilan dari masing SMP dan SMA se Kabupaten Mamasa dan perwakilan Pemuda.
“Saya salut atas langkah yang diambil Bagian Kesra mensosialisasikan tentang bahaya HIV/AIDS, karena AIDS merupakan penyakit kronis ditingkat Dunia, Nasional bahkan Daerah. Khususnya di Daerah Mamasa sudah ada ditemukan dua orang yang positif tertular penyakit AIDS dan dua orang pula yang masih dalam tahap penelitian,” ungkap Ramlan Badawi dalam sambutannya.
Ramlan menjelaskan, dampak bahaya dari penyakit tersebut, jika sudah tertular maka tidak ada lagi gunanya hidup, karena hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Sehingga penyakit tersebut harus dicegah sejak dini, baik itu anak sekolah, pemuda pemudi bahkan seluruh elemen masyarkat karena dampak fsikologisnya, orang yang tertular bisa saja dikucilkan oleh orang lain. Hal tersebut merupakan sanksi sosial, sedangkan untuk sanksi agamanya, tentunya yang tertular nendapat sanksi di dunia akhirat. Ia menanmbahkan, kegiatan ini merupakan upayah pemda (Pemerintah Daerah) untuk menangani persoalan penyakit HIV/AIDS..
Sementara menurut Ribka (peserta) mewakili PPGTM (Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Mamasa) Jemaat Kalvari Sikamase Mamasa menerangkan, sebelumnya ia pernah mengikuti sosialisasi kegiatan yang sama namun karena ia sangat peduli tentang bahaya penyakit HIV/AIDS, sehingga ia tidak pernah merasa bosan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
“Melalui kegiatan ini, banyak hal yang saya bisa dapat tentang bahaya AIDS, terutama kita bisa tahu bahaya yang dapat disebabkan oleh HIV/AIDS. Dan menurut saya kegiatan ini merupakan hal yang sangat bermanfaat karena jika tidak ada kegiatan seperti ini maka masyarakat tidak tahu bahaya penyakit ini dan orang bisa saja melakukan seks bebas, jelas Ribka.(Sem/Pan)