Polman, 8enam.com.-Setelah sejumlah kader Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) bersama beberapa ormas lainnya melakukan aksi secara beruntun disejumlah daerah atas tudingan terhadap FPPI sebagai cikal-bakal PKI dan ISIS, akhirnya Rektor Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman), DR. Hj Chuduria Sahabuddin, M.Si melakukan permohonan maaf ke seluruh kader FPPI di Indonesia.
Aksi yang berlangsung di kampus Unasman 5 Januari 2017 diikuti ratusan kader FPPI yang di pimpin langsung Komite Daerah FPPI Sulbar, Ramli. Unjuk rasa dikawal langsung sejumlah personil Polres Polman dan ikut memfasilitasi mediasi antara pihak kampus dan massa aksi.
Dalam penjelasan Ramli, saat dihubungi via telpon , Kamis (5/1/2017) mengatakan. Setelah Rektor Unasman telah memenuhi tuntutan yang disampaikan yakni, Permintaan maaf secara resmi oleh Rektor Unasman atas`pernyataan yang menyinggung atau merusak nama baik lembaga FPPI, Menberikan jaminan terhadap mahasiswa unasman yang tergabung dalam FPPI agar bisa menjalankan aktivitas perkuliahan seperti biasanya, Hentikan intimidasi dan pencemaran nama baik organisasi terhadap Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi FPPI.
“Kami dari FPPI menganggap masalah ini telah tuntas. Kami juga menghimbau ke masyarakat agar hati-hati menyatakan pendapat sebab Negara Indonesia yang kita cintai saat ini sedang sensitif dengan isu sara,”Harapnya.
Dalam penjelasan seorang kader FPPI, Abdul Rahman juga menerangkan. Front Perjuangan Pemuda Indonesia yang berlogo R linkar yang bertuliskan Rakyat Kuasa sebagai organisasi kepemudaan yang punya cita-cita besar tentang kedaulatan negara atas tanah, air dan udara yang di deklarasikan pada tahun 2000, atas kritikan besar terhadap para aktivis reformasi yang di mana sudah puas terhadap jatuhnya resim militerisme orde baru yang korup dan mengedepankan ekonomi swasta dan melupakan ekonomi kerakyatan yang sebenarnya dimana harusnya rakyat Indonesia yang menjadi prioritas utama sebagai tuan di negeri ini yang sangat subur akan tanahnya, sangat berlimpah akan sumber daya alamnya (emas, minyak, gas, uranium, batu bara) dan sangat luas akan lautnya.
Lanjutnya, Penomena itulah yang menbuat FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia) selalu berada di garda terdepan dalam hal membela kaum yang di rampas haknya sebagai warga Negara Indonesia yang dimana jika melihat pasca lahirnya reformasi potensi sumber daya alam Indonesia masi saja dikuasai asing dan Indonesia masi saja melakukan utang-piutang terhadap Negara yang maju secara perekonomian seperti amerika, inggiris, jepang, dan akhir-akhir ini komunikasi politik maupun komunikasi ekonomi monoton di Cina yang membuat warga Negara Indonesia tidak merasakan yang namanya kesejahteraan malahan ketergantungan ekonomi yang harus di rasakan dan akhirnya rakyat yang harus menanggung.
Rahman menegaskan, selama tanah air dan udara masi saja dimiliki oleh asing, maka FPPI sebagai organisasi yang mempunyai basis perjuangan di wilayah mahasiswa, petani, buruh, nelayan, kaum miskin kota, pemuda desa yang tak kerja. Akan terus ada dan akan melakukan yang namanya pengorganisiran dan pengorganisasian walaupuan rintangan selalu ada dan tuduhan yang tidak mendasar selalu di terimah tapi bagi kader Front Perjuangan Pemuda Indonesia.
“inilah bagian yang masi di tinggalkan oleh rezim orde baru dan ini harus disadarkan karena kita sama-sama mengalami yang namanya ketertindasan secara ekonomi oleh kapitalisme internasional,”tegasnya. (Pan)