Mamuju Utara, 8enam.-Himpunan Mahasiswa Pelajar (HIPMA) Matra Makassar yang mengadakan diskusi publik dengan tema ” Mamuju Utara Darurat Konflik Agraria: Menakar Upaya Kongrit Penyelesaian Konflik Agraria Di Kabupaten Mamuju Utara (Matra) Menuju Daerah Berkeadilan Agraris”, terlibat ketegangan antara peserta dengan pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Matra.
Ketegangan terjadi, saat salah seorang peserta dialog bertanya kepada perwakilan BPN Matra Muhammad Rizal, mengatakan tentang keabsahan terbitnya sertifikat tanah di areal HGU PT. Unggul Widya Tehnologi Lestari (UWTL).
“Saya ingin bertanya kepada yang mewakili BPN Matra, tentang keabsahan sertifikat tanah yang terbit dan dikeluarkan dari kantor pertanahan di atas areal HGU, karena setau saya HGU itu tidak bisa di sertifikatkan oleh siapapun karena itu bukan milik perseorangan” tanya salah seorang peserta dialog Aswin.
Namun Muhammad Rizal yang mewakili kepala pertanahan Matra tersebut tidak menjelaskan dan memberikan Jawaban sesuai pertanyaan yang dilontarkan Aswin kepadanya.
“Tadi bapak mengatakan, kenapa sertifikat terbit di dalam HGU, jadi disini kita pelajari dulu peralihannya karena pada dasarnya itu, mereka bermohon ke kantor pertanahan jadi tidak mungkin dia tidak membawa data dan langsung di proses, seperti itulah logika hukumnya,” tutur Muhammad Rizal.
Setelah mendengar jawaban dari M. Rizal yang menurut Aswin tidak singkron dengan pertanyaannya, Aswin kemudian naik pitam dan mengeluarkan suara keras dan membanting sebuah dokumen dan menunjuk jari kearah Muhammad Rizal.
Dialog yang berlangsung di aula kantor kelurahan Baras, Kecamatan Baras yang di hadiri Ketua komisi I DPRD Matra Uksin Djamaluddin, KBO Binmas Polres Matra IPDA Roby.S, Kabag Hukum Pemkab Matra Darwis.P, Kepala Bagian Tata Usaha BPN Matra Muhammad Rizal, Rabu 22 februari.
Ditempat yang sama ketua umum Hipma Matra Makassar Sirajuddin mengatakan, bahwa dialog yang dilaksanakan hari ini juga mengundang pihak PT. UWTL, namun hingga acara selesai, perwakilan dari unggul tidak hadir satu orang pun.
“Besar harapan kami kalau dialog hari ini juga dihadiri dari pihak unggul, karena perusahaan inilah yang bersengketa dengan masyarakat, tapi sangat disayangkan tidak hadir satu orang perwakilannya,” terang Sirajuddin. (Joni)