Mamasa, 8enam.com.-Akibat Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak memberikan laporan rutin kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mamasa, Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi sesalkan kinerja PDAM. Bahkan pihaknya akan melakukan evaluasi dan membuat struktur PDAM baru.
Selain tidak pernah memberikan laporan rutin ke Pemda, gajih pegawai belum di bayar, 50 persen meteran air yang tidak berpungsi. Yang berakibat tidak di bayarnya biaya penggunaan air oleh pelanggan, yang di bayar hanyalah biaya beban oleh pelanggan.
Di temui di sela-sela kesibukannya melakukan monitoring di Kantor PDAM Selasa kemarin, Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi mengatakan, boleh di kata PDAM itu, Hidup segan mati pun tak mau.
Dia menjelaskan, banyak hal yang menjadi persoalan yang didapatkan di PDAM separti, gaji pegawai yang belum dibayarkan. “bagaimana bisa sejahtera kalau gaji saja tidak bisa dibayarkan, saya menyadari bahwa hal ini menjadi kelemahan saya karena terlambat mengontrol,” ungkapnya.
Dikataknnya juga, ada 50 persen meteran air tidak berfungsi sehingga yang dibayar oleh pengguna hanya biaya beban, sehingga dapat dikatakan bahwa ini adalah rugi dalam hal pengelolaan.
Menurutnya, hal itu disebabkan karena Direktur PDAM tidak memberikan laporan rutin kepada Pemda, sementara laporan rutin bulanan dari pihak PDAM ke Pemda itu sudah menjadi keharusan. Karena dengan laporan ruti tersebut, menjadi poin penting yang diperhatikan.
Sementara untuk penggunaan PDAM menurutnya, bukan hanya Kecamatan Mamasa yang menggunakan. Tetapi 17 Kecamatan harus menggunakan PDAM, karena pelanggan diluar Kecamatan Mamasa baru sekitar 600 pelanggan. padahal seharusnya berapa puluh ribu penduduk yang harus dilayani.
Dengan melihat kondisi ini, dalam waktu singkat Bupati Mamasa akan dilakukan evaluasi dan membuat struktur baru untuk PDAM. Dan bagi yang tidak layak untuk dipekerjakan akan diberhentikan. Ini dilakukan dalam rangka untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan air bisa lancar, sehingga manfaatnya lebih dirasakan oleh masyarakat.
“Guna memberikan pelayan terbaik kepada masyarakat, dalam waktu singkat dilakukan evaluasi terutama untuk Direktur. Karena seharunya tidak ada Direktur ll, yang ada Direktur dan wakil Direktur. Dan salah satu wilayah yang sangat membutuhkan air bersih yakni Kecamatan Tabulahan,” ungkapnya.
Sementara Direktur PDAM Kabupaten Mamasa, Awaluddin, mengaku jika yang menjadi kesulitan bagi pihaknya, karena pelanggan PDAM masih sedikit selain pelanggan, juga tarifnya masih sangat rendah.
“Yang menjadi kesulitan bagi kami, karena pelanggannya sedikit dan tarifnya masih rendah. Selain itu juga, yang menjadi persoalan karena kondisi meteran yang ada di masyarakat kurang lebih 40 persen rusak sehingga hal itu mengurangi pendapatan,” ungkapnya.
Awaluddin, menjelaskan, pihak sudah berusaha untuk melakukan upaya pembenahan, namun pihak PDAM terkendala soal anggaran. Selain itu, dia juga mengaku pihaknya kurang koordinasi dengan pemda.
“kami mengakui bahwa memamg kami kurang koordinasi kepada Bupati. Dan saya sudah jelaskan kepada beliau bahwa PDAM ini masih sangat perlu untuk dibantu. Karena anggaran yang diturunkan oleh Pemda kepada PDAM untuk anggaran tahun lalu sebesar Rp 400 juta, itu dialokasikan untuk pengembangan,” tuturnya.(Pan)