“Aksi solidaritas yang dilaksanakan malam ini merupakan bentuk keprihatinan PMII cabang Mateng atas kejadian di Kendari”
Mateng, 8enam.com.-Menindaklanjuti surat edaran PB PMII yang menginstruksikan kepada seluruh PC PMII se-Indonesia untuk menggelar sholat go’ib dan doa bersama menyikapi tindakan represif oknum kepolisian yang melakukan penembakan dalam demo di Kendari hingga menyebabkan korban Immawan Randi (Kader PMII Komisariat Univ. Halu Uleo Kendari) meninggal dunia, PC PMII Kabupaten Mamuju Tengah menggelar aksi solidaritas.
Aksi solidarita tersebut juga dirangkaikan dengan sholat go’ib dan doa bersama di halaman Kantor Polsek Topoyo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Senin (30/9/2019) malam.
Oknum kepolisian di Kendari dianggap telah melakukan kesalahan dalam prosedur pengamanan demonstrasi menolak RUU KPK dan RKUHP di Kendari, hingga menyebabkan salah satu mahasiswa atas nama Randi meregang nyawa terkena peluru.
Akibat kejadian di Kendari tersebut, Kapolri Jendral Tito Karnavian merespon cepat dengan mencopot Kapolda Sultra, Brigjen Irianto dan digantikan dengan Brigjen Merdisyam. Pencopotan Kapolda Sultra tersebut tertuang dalam surat telegram Kapolri Nomor: ST/2569/IX/KEP/2019 ter tanggal Jumat, 27 September 2019.
Dalam aksi solidaritas tersebut, Hariswanto yang bertindak sebagai koordinator lapangan dalam orasinya menyayangkan tindakan oknum polisi di Kendari terhadap mahasiswa yang melakukan demo.
“Hari ini, PMII Cabang Mateng turun melakukan aksi untuk mengutuk keras atas tindakan represif aparat kepolisian terhadap rekan-rekan mahasiswa. Bagaimana mungkin seorang oknum kepolisian melakukan penembakan kepada mahasiswa, padahal rekan-rekan mahasiswa hanya ingin menyuarakan apa yang sebenarnya terjadi di negara Indonesia,” ujar Hariswanto yang juga kader PMII Cabang Mamuju Tengah.
Hariswanto menilai, meninggalnya alm. Immawan Randi, mahasiswa asal universitas Halu Uleo Kendari merupakan bentuk kelalaian aparat dalam mengawal sistem demokrasi.
“Hal tersebut (penembakan) tentu mencederai nilai-nilai demokrasi di negeri ini. Kiranya kejadian penembakan kepada mahasiswa tersebut dapat menjadi kejadian yang terakhir di Indonesia. Kebebasan bagi rakyat Indonesia pasca proklamasi oleh bung Karno harusnya bisa dirasakan saat ini,” tegasnya.
Dalam aksi tersebut, PMII cabang Mamuju Tengah juga melaksanakan sholat go’ib dan doa bersama dengan Kapolsek Topoyo, IPDA Herman untuk mengenang almarhum Randi.
“Aksi solidaritas yang dilaksanakan malam ini merupakan bentuk keprihatinan PMII cabang Mateng atas kejadian di Kendari,” tutupnya. (**/wan)