Banggai Laut, 8enam.com.-Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, kembali dilaksanakan secara virtual pada 24 November 2021 di Banggai Laut, Sulawesi Tengah dengan tema “Jadi Orang Tua Pintar di Era Digital”.
Empat orang narasumber tampil dalam seminar ini, yaitu Indah Wanerda selaku dosen komunikasi Universitas Ahmad Dahlan; Eko Priyantono selaku dosen Politeknik Paku dan staf divisi Akreditas Fakultas Pertanian Universitas Tadulako; Stenly Fischer selaku spesialis pengembangan situs; serta Charles Edward selaku pendiri CV Rumah Kreatif @kumbaja_. Diskusi dimoderatori oleh Ansari dari MAFINDO. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang. Program kali ini diikuti oleh 651 peserta dari berbagai kalangan.
Materi pertama dibawakan Indah Wenerda yang berjudul “Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital”. Menurut dia, pembangunan infrastruktur yang belum merata menyebabkan beberapa daerah masih tertinggal dalam penyediaan akses internet. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan digital.
“Kesenjangan digital adalah ketidaksetaraan informasi atau ketidaksetaraan kepemilikan dan penggunaan media baru,” jelas Indah.
Pemaparan dilanjutkan oleh Charles Edward yang membahas “Internet yang Baik untuk Anak dan Remaja”. Menurut dia, internet dapat mengakibatkan keterlambatan dalam berbicara, kesulitan untuk fokus, serta kesulitan dalam belajar. Lalu bagaimanakah cara mengatasinya?
“Persiapkan anak dan damping anak agar bisa menggunakan gawai dan internet dengan bijak. Hanya melarang anak justru dikhawatirkan dapat membuat anak semakin penasaran dan mungkin akan mengaksesnya secara diam-diam,” tutur Charles.
Pemateri ketiga, Eko Priyantono, membawakan materi “Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Ia memaparkan pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memberikan banyak manfaat bagi pendidikan. Meski begitu, pembelajaran digital juga memiliki kekurangannya sendiri.
“Selain memerlukan teknologi yang memadai untuk mengaksesnya, peserta pembelajaran digital juga mungkin dapat mengalami kesulitan dalam memahami materi. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman dalam penggunaan teknologi,” ucap Eko.
Stenly Fischer, sebagai pemateri terakhir, dalam paparan berjudul “Tips Menjaga Keamanan Digital bagi Anak-anak di Dunia Maya”, mengatakan, proses perkenalan serta pemaparan internet kepada anak perlu disesuaikan dengan usia anak. Anak yang masih berusia 2-5 tahun sebaiknya hanya diberikan waktu 1 jam untuk mengakses internet, tentunya juga disertai dengan pendampingan dari orang tua. Sementara anak yang berusia di bawah usia tersebut sebaiknya diberikan akses sesuai dengan kebutuhannya saja, seperti panggilan video dengan kerabat dekat ataupun mengakses konten edukatif.
Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya menanyakan bagaimana cara mengoptimalkan fokus anak dan memberikan motivasi belajar agar belajar daring menjadi efektif meski orang tua sibuk.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Indah menyarankan agar orang tua memberikan pemahaman terhadap anak tentang pentingnya fokus dalam menjalani proses untuk meraih cita-cita mereka. Serta perlu juga bersinergi dengan guru agar jika ada permasalahan dalam proses pembelajaran daring maka dapat disampaikan dan didiskusikan dengan orang tua.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (***)