Jumat , Maret 21 2025
Home / Daerah / Miris..!! Kisah Opa Bocah Lumpuh Sejak Lahir Yang Terancam Kehilangan Tempat Tinggalnya

Miris..!! Kisah Opa Bocah Lumpuh Sejak Lahir Yang Terancam Kehilangan Tempat Tinggalnya

Mamuju Utara, 8enam.com.-Karena keterbatasan biaya, Opa bocah miskin berumur 12 tahun yang lumpuh sejak lahir, warga Dusun Kabuyu Tua, Desa Martasari, Kecamatan Pedongga, Kabupaten Mamuju Utara (Matra) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), terpaksa harus bertahan hidup disebuah gubuk reot, berdinding papan dan terpal bekas yang berada tidak jauh dari bantaran sungai, terancam kehilangan tempat tinggal akibat erosi sungai Pasangkayu.

Opa tinggal dengan Baco Pakir ayahnya, di gubuk reot berdinding papan dan terpal bekas yang letaknya hanya kurang lebih Dua meter dari pinggir sungai Pasangkayu yang terkenal dengan arusnya yang deras dan juga dikenal dengan kegananasan reptil penguasa air tawar (Buaya) yang menghuni sungai tersebut.

Meskipun ancaman meluapnya sungai Pasangkayu yang sewaktu-waktu bisa mengancam Opa dan ayahnya, namun kondisi ini terpaksa dilalui Baco bersama dengan anaknya selama bertahun-tahun. Hal ini di karenakan tidak adanya perhatian dari pemerintah desa maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Matra.

Opa yang ditinggal mati oleh sang ibu sejak bayi ini, terkadang harus ditinggal pergi oleh sang ayah untuk bekerja sebagai buruh tani dan atau hanya sekedar mencari ikan disungai, namun sebelum berangkat bekerja Baco pakir harus terlebih dahulu memasak agar opa anaknya yang ditinggal sendiri dalam rumah bisa mengambil makanan saat lapar, kondisi tersebut dilakoni baco setiap pagi sebelum berangkat kerja sebagai buruh tani.

Terkadang sebelum ditinggal kerja oleh sang ayah, Opa bersama dengan Baco Pakir duduk bersenda gurau di gubuk reot miliknya yang berukuran kurang lebih 3 x 4 meter, sembari bercanda dengan anaknya Baco kadang mengajak Opa berbaring diatas kasur bekas yang kelihatan lusuh.

Opa yang ditinggal bekerja oleh ayahnya terpaksa harus tinggal sendiri dirumah, kondisi inilah yang kadang membuat bocah ini jenuh dan memilih berbaring diatas kasur dengan bantal bekas yang sudah lusuh, jenuh berbaring selama berjam-jam, Opa kemudian beranjak kebagian belakang rumah tanpa kamar ini dengan cara merangkak untuk meraih makanan yang telah disiapkan sang ayah.

Meskipun dengan kondisi fisik yang terbatas, Opa tidak pernah merepotkan orang lain. Walau terlihat dirinya sangat kerepotan untuk menjangkau meja makan, namun dengan mandiri, Opa mengurus dirinya sendiri untuk makan tanpa harus meminta bantuan tetanga yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Setelah makan, Opa hanya bisa duduk diemperan rumahnya sembari melihat teman sebayanya bermain, terkadang Opa memanggil teman sebayanya itu untuk bermain didalam rumah, teman Opa pun merespon permintaannya dan tanpa rasa canggung dengan kondisi fisiknya, Opapun larut dalam kegembiraan.

Ketika sore sudah mulai tiba, teman Opa pun beranjak pulang kerumahnya masing-masing. Kini tinggalah Opa sendirian. Untuk mengusir rasa sunyinya tersebut, Opa bergegas mandi sebelum sang ayah tiba dari tempat kerja. Setelah mandi opapun turun dari rumah dengan susah payah serta merangkak di bawah tanah tanpa alat bantu apapun sejauh kurang lebih 20 meter menuju tempat Opa duduk menanti sang ayah pulang dari tempat kerja.

Dome yang tinggal tidak jauh dari rumah Opa mengatakan, keseharian Opa hanya bisa duduk di tempat dan kadang mengajak teman-teman sebayanya untuk bermain, sementara untuk makan Opa tak pernah minta bantuan orang lain, namun sangat disayangkan selama 12 tahun Opa belum pernah tersentuh bantuan dari pemerintah desa maupun kabupaten.

Sementara Baco Pakir Ayah Opa mengatakan, opa terkadang harus ditingggal pergi untuk bekerja sebagai buruh tani, namun sebelum berangkat Baco Pakir kemudian meminta bantuan tetatangga agar selalu memantau keberadaan anaknya tersebut sebelum ditinggal seharianuntuk bekerja.

Kepala Desa Martasari I Wayan Sucana yang di temui di kantornya mengakui pengakuan keluarga Opa warga Desa Martasari yang belum pernah mendapatkan bantuan.

“Ya memang benar Opa warga Desa Martasari memang betul belum pernah mendapatakan bantuan, namun saya akan segera berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten untuk segera memberikan bantuan terhadap warga saya yang lumpuh tersebut,” Terang I Wayan Sucana. (Joni)

 

Check Also

Tingkatkan Kualitas SDM, Bupati Mateng Teken MoU Dengan Unhas

Mateng, 8enam.com.-Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Bupati …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *