8enam.com Media Online Sulawesi Barat
Mamuju Utara, 8enam.com.-
Sangat memprihatinkan, Ditengah pesatnya pembangunan di Kabupaten Mamuju Utara (Matra), kabupaten paling ujung utara Sulawesi Barat (Sulbar), tak serta merta meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti yang dialami Sofian warga Dusun Labuang, Kelurahan Pasangkayu.
Karena tidak mempunyai biaya untuk sewa rumah kontrakan, Sofian bapak satu anak yang berprofesi sebagai sopir Becak Motor (Bentor), terpaksa harus tinggal bersama dengan putrinya di gubuk reot beratap daun rumbiah dan berdinding papan bekas tanpa penerangan listrik di Dusun Labuang, Kelurahan Pasangkayu, Kabupaten Matra. Kelurahan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara.
Diruangan berukuran 2 x 3 meter tersebut, tak tampak perabotan rumah tangga sebagaimana layaknya rumah tinggal, bahkan dapur dan tempat tidurpun satu rungan. Sementara untuk tidur, bapak satu anak ini terpaksa harus tidur diatas papan beralaskan kasur dan karpet bekas yang sudah sangat lusuh.
Sementara untuk bertahan hidup ditengah himpitan ekonomi dan pesatnya pembangunan ibu kota Mamuju Utara, Sofian terpaksa harus mengumpul kardus dan kaleng bekas. Hal itu dikarenakan pendapatannya sebagai sopir bentor tak mencukupi biaya hidup bersama dengan putri semata wayangnya yang kuni sudah berusia 10 tahun.
Sofian mengaku, terpaksa tinggal di gubuk reot milik saudaranya tersebut, karena tidak mampu membayar rumah kontrakan, dirinya juga mengaku untuk makan saja dia bersama dengan putrinya kadang berharap sumbangan dari orang lain. Sementara agar gubuk reot tempatnya tinggal tidak kemasukan air hujan, atapnya pun di tempel dengan karpet plastik bekas.
Walau tergolong warga miskin, dirinya tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, padahal posisi rumah reot yang ditinggalinya letaknya berada dalam kota Pasangkayu ibu kota Mamuju Utar yang tak jauh dari kantor Bupati Mamuju Utara. (joni)
