Kamis , Maret 20 2025
Home / Daerah / Kasus Gizi Buruk Kembali Menghantui, Ince Irwan, “Petugas Kesehatan Harus Lebih Pro Aktif”

Kasus Gizi Buruk Kembali Menghantui, Ince Irwan, “Petugas Kesehatan Harus Lebih Pro Aktif”

Mateng, 8enam.com.-Belum hilang dari ingatan, kasus gizi buruk yang di derita Balita dari Desa Budong-budong Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), yang akhirnya harus menghadap kepangkuan ilahi tahun 2015 lalu, di awal tahun 2017 ini, kembali kasus gizi buruk menghantui.

Iskasari, balita beumur 8 bulan dari Desa Budong-budong, Kecamatan Topoyo Kabupaten Mateng, harus di rawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mateng, karena terindikasi terkena gizi buruk.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mateng dari Komisi III, Ince Irwan Tahir saat di hubungi via telpon Kamis (2/2/2017) menuturkan, untuk sementara masih di tanganni oleh pihak Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan untuk memastikan apakh gizi buruk atau bukan. Tapi di sinyalir mengarah ke gizi buruk, di tandai dengan menurunnya berat badan hampir 2 kg.

“Untuk saat ini belum masuk kategori gizi buruk, tapi kalau dalam satu minggu ini berat badannya masih turun, maka masuk kategori gizi buruk. Yang pasti kita akan kawal ini, dan saya sudah perintahkan Dinas Kesehatan dan pihak Rumah Sakit untuk jangan melepaskan pengawalannya itu, karena jangan sampai itu gizi buruk. Karena gizi buruk itu tidak sama dengan penangan penyakit umum,” terang Ince Irwan.

Dia juga menuturkan, setelah mendapat imformasi bahwa ada masyarakat yang terindikasi gizi buruk, pihaknya langsun g mendatangi rumah balita tersebut, yang tidak jauhdari kediamannya. Sampai di rumah balita tersebut, pihaknya menyarankan untuk di bawa ke Puskesmas Topoyo, sampai di Puskesmas Topoyo, ada cairan yang tidak ada di Puskesmas dan adanya di RSUD Mateng, balita tersebut kemudian di rujuk ke RSUD Mateng.

 

“Saya sempat Tanya orang tua balita itu, susu apa yang di kasi, ternyata beberapa susu yang di kasi, tidak cocok sama balita tersebut. Sehingga orang tua balita tersebut memberikan susu kental manis kepada anaknya. Kemungkinan itulah salah satu penyebabnya kondisi balita ini menurun,” ungkapnya.

Dikatakannya lagi, sudah ada dua kasus gizi buruk yang terjadi di Desa Budong-budong, sehingga pihaknya meinta Dinkes untuk memperhatikan kasus seperti ini. Karena Dinas Kesehatan yang punya tugas untuk melakukan pengontrolan ketika ada kasus seperti ini. Dan seharusnya, petugas-petugas yang ada di Pustu itu bukan hanya menunggu di Pustu, harus petugas itu mencari tahu misalnya, ibu-ibu yang punya balita pada saat jadwal pemeriksaan tidak datang. Bukan menunggu saja di Pustu.

“Ada kelalaian dari petugas kesehatan yang bertugas di Pustu. Karena kita tahu sendiri kalau masyarakat awam itu bagaimana, ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit saja takut, kalau bukan kita yang melakukan pendekatan secara persuasive kepada masyarakat itu,” pungkasnya. (Ra)

 

Check Also

Apel Gelar Pasukan Ops Ketupat 2025, Gubernur SDK Harap Seluruh Stakeholder Siaga 24 Jam

Mamuju, 8enam.com.-Gubernur Sulbar, Suhardi Duka menghadiri apel gelar pasukan operasi Ketupat 2025 di Mapolda Sulbar, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *