Mamuju Utara, 8enam.com.-Kampanye terbatas Pasangan Calon Gubernur Sulbar nomor urut 1, SDK-Kalma di ujung utara Provinsi Sulbar, tepatnya di Kabupaten Mamuju Utara (Matra), SDK mengajak masyarak untuk lebih cerdas untuk memilih pemimpin, pilih pemimpin yang memperhatikan hak-hak masyarakat kelas bawah, pemimpin yang bisa bergaul dengan masyarakat kelas bawah. Bukan yang mementingkan dirinya sendiri dan kelompoknya.
Hadir dalam kampanye tersebut, sejumlah tokoh politik diantaranya, Ketua Tim pemenangan SDK-Kalma, Sukardi M Noer, ketua tim kampanye SDK-Kalma, Suraidah Suhardi, Wakil Ketua DPRD Matra, Musawir Az Ihsam, Ketua DPRD Mateng, H. Arsal Aras, Wakil Bupati Mamuju, Irwan Pababari serta sejumlah pengurus partai pengusung dan dan pendukung SDK-Kalma, Partai Demokrat, Hanura, PKS dan PBB.
Matan Bupati Mamuju dua Priode, yang kini menjadi calon Gubernur Sulbar, DR. Suhardi Duka, atau yang lebih di kenal dengan sebutan SDK, saat mengawali orasi politiknya mengatakan, pemilukada 2017 merupakan momentum bagi masyarakat untuk menentukan siapa yang paling tepat untuk memimpi Sulbar di masa mendatang. Menurutnya, public mestinya lebih pandai, lebih cerdas dalam menggunakan hak politiknyadi pesta demokrasi masyarakat Sulbar tersebut.
“Pilih pemimpin yang memperhatikan hakhak masyarakat kelas bawah, pemimpin yang bisa bergaul dengan masyarakat kelas bawah. Bukan yang hanya mementingkan dirinya sendiri, mementingkan kelompoknya sendiri. Saya dan pak Kalma punya komitmen untuk lebih memperhatikan masyarakat kelas menengah kebawah. Jangan salah pilih, jangan sampai kita memilih penguasa, bukan memilih pemimpin,” seru SDK di hadapan ribuan massa yang hadir.
Bupati dua priode itu kembali menyerukan beberapa program prioritasnya. Di hadapan masyarakat Kabupaten Matra, SDK berkomitmen untuk menggratiskan seragam sekolah bagi anak didik usia SMA sederajat, pemberian beasiswa bagi mahasiswa, pemerataan infrastruktur Rp 100 milyar per tahun per kabupaten serta pemberian kartu BPJS Bagi Masyarakat.
“Ada yang bilang, program prioritas saya itu tidak realistis untuk di wujudkan. Disini saya tegaskan, anggappan seperti itu hanya berlaku bagi mereka yang otaknya tidak sampai kesitu. Saya sudah berpikir jauh untuk dapat mewujudkan program tersebut. Dan saya tegaskan, itu bisa di lakukan,” tegas ketua Partai Demokrat Sulbar itu.
Dia juga menyinggung soal kondisi birokrasi yang ada di Sulbar. faktanya, hingga kini sudah ada belasan pejabat eselon II di lingkup pemerintah provinsi yang tersangku kasus korupsi. Dan menurutnya, parahnya parahnya kondisi birokrasi di Sulawesi Barat tersebut terjadi lantaran adanya kekeliruan dalam mengelola pemerintahan.
“Kalau saya yang jadi Gubernur, maka saya jaminkan tidak aka nada lagi pejabat eselon II yang tersangkut kasus hukum. Itu semua yang harus kita perbaiki,” ungkap peraih Doktor di Universitas Airlangga Surabaya itu.
“Senyumlah untuk semua orang, tapi hatimu jangan. Cintamu, pilihanmu hanya untuk SDK-Kalma,” cetus SDK. (*)