Mateng, 8enam.com.-Harga minyak goreng yang dijual di pasar murah yang digelar Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar di Desa Tobadak Kecamatan Tobadak tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), Sabtu (23/4/2022).
Diketahui pemerintah menetapkan HET minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter, tapi minyak goreng yang dijual di pasar murah minyak goreng curah Rp 15.000 perliter.
Salah seorang warga menuturkan, sebelum dilaksanakannya pasar murah tersebut, ada pemberitahuan bahwa harga minyak goreng Rp 14.000 per liter. Tapi setelah mobil tangki minyak goreng datang, harga yang dijual Rp 15.000 per liter.
“Kami heran kenapa saat diumumkan harga minyak goreng Rp 14.000 per liter, tapi setelah dijual malah harganya Rp 15.000 per liter,” tutur warga yang identitasnya enggan ditulis.
Dia juga menuturkan, banyak warga yang datang membawa uang pas, jika harga minyak goreng Rp 14.000 per liter, maka per lima liter itu Rp 70.000, ternyata harganya Rp. 75.000.
“Warga yang datang bawa uang untuk mendapatkan lima liter minyak goreng harus pulang kerumah untuk mengambil sisa kekurangan uangnya,” bebernya.
Dari pantauan laman ini, warga yang antri untuk mendapatkan minyak goreng murah tersebut, tidak menunjukkan KTP atau KK, sementara aturannya untuk satu KK hanya bisa membeli 5 liter minyak goreng. Fakta di lapangan warga bisa membeli lebih dari 5 liter, bahkan ada warga yang membawa dua ceregen ukuran 10 liter.
Nampak juga antrian ratusan ceregen ukuran 5 liter bahkan ada juga yang ukuran 10 liter dan rata-rata masyarakat yang datang membawa cergen.
Laman ini mencoba untuk melakukan konfirmasi ke Dinas Perdagangan melalui sambungan telpon, Minggu (24/4/2022) namun tidak ada jawaban.
Tak hanya sampai disitu, laman ini juga mencoba menghubungi melalui pesan WhatsApp, Selasa (26/4/2022) dan dijawab pada Rabu (27/4/2022) oleh Kepala Dinas Perdagangan Mamuju Tengah, Colleng Sulaiman.
“Saya rasa tidak mungkin dik, harga diatas HET, karena waktu pendistribudian minyak goreng di Tobadak saya kesana dan harganya sesuai HET,” jawab Colleng Sulaiman melalui pesan WhatsApp.
“Saya yakin tidak mungkin, karena saya juga dari sana, kemudian ada sekretaris saya bersama polisi mengawasi,” sambungnya.
Dia berdalih bahwa kelebihan 5000 untuk pembeli cergen, karena ada warga yang datang tidak bawa cergen.
“Menurut dari pihak distributor, itu yang kelebihan 5000 karena ada warga yang tidak bawa cergen itu sudah termasuk harga cergenya,” ungkapnya. (Amr)