Penulis : Kartika Usmanti, S.ST
(Statistisi Ahli Muda Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Prov Sulawesi Barat)
Pada Bulan Juni 2022, Mamuju mengalami inflasi sebesar 0,69 persen sesuai angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat pada tanggal 1 Juli 2022 yang lalu. Dari ketigabelas kota di Pulau Sulawesi, Mamuju menempati peringkat ketujuh dalam hal besaran Inflasi yaitu di bawah Gorontalo, Kotamobagu, Watampone, Luwuk, Bau-bau, dan Manado.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga berbagai macam barang atau keperluan yang dikonsumsi masyarakat. Inflasi pada Bulan Juni kali ini paling besar disebabkan oleh naiknya harga barang pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yaitu sebesar 0,58 persen. Komoditi yang memberikan andil terbesar pada inflasi kali ini adalah bawang merah, cabai rawit dan telur ayam ras.
Berdasarkan info dari Kementerian Perdagangan, pada Bulan Juni 2022 kenaikan harga bawang merah cukup tajam dengan rata-rata kenaikan sekitar 40 persen lebih disbanding bulan sebelumnya. Hal ini terjadi pula di Mamuju. Apalagi di Mamuju atau Sulawesi Barat secara umum, belum terdapat sentra penanaman bawang merah yang mencukupi untuk kebutuhan konsumsi bawang merah di Mamuju atau Sulawesi Barat secara umum. Dengan demikian, harga bawang merah di Mamuju tentu lebih tinggi lagi setelah ditambah dengan biaya operasional, termasuk biaya kirim atau biaya transportasi.
Seperti kita ketahui bersama bahwa bawang merah merupakan salah satu jenis bumbu yang paling banyak digunakan masyarakat umum, khususnya masyarakat Mamuju atau Sulawesi Barat, karena sebagian besar masakan lebih banyak menggunakan bumbu bawang merah dibandingkan dengan bumbu lainnya, misalnya ikan masak baupiapi mandar, ikan masak pallu mara dan jenis masakan lainnya. Selain itu, bawang merah yang sudah diiris dan digoreng kering atau yang lebih kita kenal dengan bawang goreng, banyak digunakan sebagai bumbu pelengkap yaitu sebagai taburan pada berbagai jenis masakan seperti sup, soto dan lain-lain. Hal ini tentu saja menyebabkan permintaan atas bawang merah ini menjadi tinggi. Selain dari permintaan rumah tangga, tentu saja permintaan dari penyedia makan minum komersil seperti restoran, rumah makan, warung makan maupun catering juga tinggi.
Pada sisi sebaliknya, pemasok bawang merah terbesar untuk Mamuju dan Sulawesi Barat adalah dari luar provinsi, utamanya dari Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Barat. Berdasarkan data Early Warning System (EWS) Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional bulan April – Mei 2022 turun sebesar 11 persen. Kondisi penurunan produksi ini pun juga terjadi di wilayah Enrekang. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya luas tanam bawang merah sejak Bulan Maret 2022 sehingga produksi juga mengalami penurunan. Selain itu perubahan cuaca cukup ekstrim yang tidak bersahabat bagi petani bawang merah menyebabkan bergesernya musim tanam dan tentu saja ini berpengaruh terhadap produksi bawang merah.
Kita semua berharap agar kondisi ini tidak berlangsung lama. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian juga menyebutkan bahwa mulai Bulan Maret terjadi peningkatan luas tanam bawang merah dan tentu saja beberapa bulan ke depan produksi bawang merah akan kembali normal. Jika produksi kembali normal, maka diharapkan juga harga akan kembali normal sehingga paling tidak bisa menekan laju inflasi.
Agar kondisi berkurangnya pasokan bawang merah ini tidak mengganggu kondisi pasar yang nantinya akan mempengaruhi kondisi perekonomian terutama melalui naiknya inflasi di Mamuju dan Sulawesi Barat, alangkah baiknya jika Pemerintah Daerah Mamuju atau Sulawesi Barat berusaha mendukung dan mengembangkan komoditas hortikultura terutama bawang merah ini pada daerah-daerah potensial. Pemerintah Kabupaten Majene bersama Kementerian ATR/BPN sudah melaksanakan program Kampung Reforma Agraria 2022 dimana program ini menetapkan dua kampung percontohan pengembangan tanaman hortikultura bawang merah, yaitu di Kelurahan Baruga Dua dan Desa Pamboborang. Kita semua berharap agar program ini berhasil dengan baik dan dapat memberikan kontribusi dalam menekan laju inflasi Mamuju. (**)