Mamuju, 8enam.com.-Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II Mamuju, Abdulrahman membeberkan kiat menghindari konflik antara narapidana dan Sipir dalam rutan.
“Sinergitas antara Sipir dan napi perlu dibangun untuk hindari konflik,” ujar Abdulrahman di Mamuju, Jumat (31/5/2019).
Menurut Abdulrahman, napi maupun Sipir harus menyadari status masing-masing.
Hal itu wajib terbangun agar hubungan emosional antar penghuni lembaga, terjalin kuat.
“Sipir harus paham bahwa tugasnya bukan hanya penjaga, tetapi juga sebagai pembina. Begitu pun napi, harus sadar bahwa ada sanksi yang sedang mereka jalani,” jelasnya.
Selain itu, pihak Rutan Mamuju juga berupaya agar para napi tidak merasa seperti terkumkum.
“Kita tidak boleh membuat mereka (napi) merasa dikumkum. Napi harus merasa seperti di rumah sendiri, namun tetap dalam pengawasan,” terang Abdulrahim.
Salah satu program yang dilakukan pihak rutan adalah menggelar acara buka puasa bersama napi dan keluarga.
Kegiatan tersebut, kata Abdulrahman, dilakukan agar para napi dapat merasakan kebersamaan dengan keluarga di bulan Ramadan.
“Intinya kita mau agar rutan dan napi ini dapat menyatu, menjaga kondusifitas bersama,” tutur Kepala Rutan Mamuju.
Sekadar diketahui, baru-baru ini sempat terjadi konflik di Lapas Pasangkayu, Provinsi Sulbar.
Kejadian tersebut diduga dipicu karena ada oknum Sipir yang melakukan kekerasan terhadap salah satu napi.
Abdulrahman berharap, kejadian serupa tidak terjadi di Rutan Mamuju.
“Biarlah kejadian di Pasangkayu itu yang terakhir, jangan sampai terjadi di daerah lain apalagi Mamuju!” harapnya. (mg)