Mamuju, 8enam.com.-Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Mahasiswa Peduli Rakyat, bergerak dari kompleks rumah adat Mamuju sekitar pukul 11.00 Wita. Mereka terdiri dari BEM Unika, BEM Poltekkes, FPPS Mamuju, Hipermata, Ismei Sulselbar, HPMK Kabuloang, Ipmapus Cabang Mamuju, BEM Faperta Unika, BEM Teknik, PMII, HMI dan GMNI Cabang Mamuju, Senin(16/01/2017).
Baru beberapa menit massa tiba di depan Mapolda Sulbar, sudah terjadi kericuhan. Aksi saling dorong dan lempar ban terjadi, setelah polisi melarang massa membakar ban. Aksi represif polisi itu langsung direpon massa.
Aksi semakin memanas ketika konsentrasi massa sempat dipecah aparat. Massa terus merangsek petugas yang diduga melakukan pemukulan.
Untuk menenangkan aksi, aparat berusaha mengamankan beberapa anggota aksi. Namun berhasil dilepaskan oleh rekan-rekannya.
Massa terus berontak hingga Ketua PMII Cabang Mamuju Ibnu Imat Totori dan Ketua HMI Cabang Manakarra Herlin menenangkan massa melalui pengeras suara. Keduanya meminta massa tenang dan polisi mundur. Aksi pun dilanjutkan dengan orasi dari masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.
Yang menarik, massa mengaku tidak mengenal Kapolda Sulbar dan Kapolres Mamuju yang baru. Kedua pejabat itu dinilai hanya bekerja di belakang meja.
“Kami tidak kenal dan tidak tahu wajah mereka. Kedua pejabat tidak responsif dan bersosialisasi dengan baik, tidak pernah turun ke masyarakat. Belajarlah pada Wakapolda,” tegas Herlin.
Massa juga menilai ada upaya politis di tubuh Polda Sulbar. Lembaga ini dituding memihak pada salah satu paslon di Pilgub Sulbar.
“Ada mutasi tepat H-40 hari jelang Pilgub. Ada apa? Kemudian Kapolda yang baru menggelar rapat tertutup dengan Babinkamtibmas di luar Mapolda. Kami bawa data, karen itu hadirkan Kapolda ditengah-tengah kami,” tandasnya.
“Pesan kami ini semoga sampai ke Kapolri bahwa Polda Sulbar terindikasi melakukan keberpihakan pada Pilgub,” imbuhnya.
Saat orasi berlangsung, Wakapolda Sulbar Kombes. Tadjuddin, sempat menemui massa. Namun kehadirannya ditolak. Wakapolda pun kembali ke kantornya.
Setelah setiap perwakilan diskusi sejenak, akhirnya massa meminta Wakapolda untuk menemui mereka dan mengklarifikasi.(*)