Mamuju, 8enam.com.-Naura (7) pasien penderita Demam Berdarah (DBD) dan types terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Wahidin Makassar setelah gagal mendapatkan penanganan oleh oknum dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju.
Dari kejadian tersebut, diduga oknum dokter yang menangani Naura memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan. Pasalnya Naura dua kali masuk ruang operasi untuk dibedah pada bagian pangkal paha dan leher guna mencari urat untuk di infus, tapi hasilnya nihil. Malah Naura harus di rujuk ke RS Wahidin Makassar.
Dihubungi Via WhatsApp, Minggu (4/3/2018) H. Surasman orang tua Naura mengatakan, sejak Sabtu (3/3/2018) pagi Naura dibawa ke RSUD Mamuju, tetapi dokter yang menangani dirumah sakit sepertinya tidak mampu mendeteksi penyakit Naura. Karena susah nadapat urat tanganya untuk di infus. Akhirx di bawa ke ruang operasi untuk dibedah pada bagian pangkal paha dan leher mencari urat untuk diinfus.
Karena sudah Dua kali masuk ruang operasi, akhirnya orang tua pasien mengeluarkan Naura karena belum juga bisa di infus, dan meminta untuk di rujuk saja. Namun sayangnya, dokter yang menangani Naura melarang untuk dirujuk, karena alasan prosedurya harus di infus dulu baru bisa di rujuk.
“Meskipun tanpa di infus dan mendapat surat rujukan dari RSUD Mamuju, saya terpaksa membawa Naura ke RS Wahidin Makassar untuk mendapatkan perawatan yang intensip,” tutur H.Surasman.
Dia juga menuturkan, menurut dokter RS Wahidin, luka pada leher pasien sangat berbahaya, karena jarum yang digunakan adalah jarum besar, bukan jarum kecil untuk anak-anak. Bahkan Dokter RS Wahidin mengatakan, jika terlambat beberapa menit saja, pasien bisa berakibat fatal krena kondisinya sangat lemah.
Menyikapi hal tersebut, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mamuju yang juga keluarga pasien, Masramjaya mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan apa yang dilakukan oleh oknum dokter di RSUD Mamuju, bukan menyembuhkan pasien, tapi bisa berakibat fatal pada pasien, apalagi anak-anak.
“Dua kali masuk meja operasi, Saya kira harus ada penjelasan dari pihak dokter dan rumah sakit atas pelayanan pihak rumah sakit daerah,” ujar Masram.
Masram juga mempertanyakan apakah keilmuanna oknum dokter yang tidak memadai atau peralatan di RSUD yang tidak menunjang.
“Kasian pasien, karena ada mungkin lebih dari 10 kali ditusuk tanganya untuk cari uratnya, namun tidak di dapat. Akhirnya masuk meja operasi dibelah di bagian selengkangan dekat kemaluan dan leher, masih juga tidak di temukan,” ujarnya kesal.
Pihaknya meminta kepada pihak RSUD Mamuju untuk meminta penjelasan dari oknum dokter yang menangani Naura, jika memang oknum dokter tersebut memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan, harus segera di ganti sebelum ada korban.
Sementara saat di komfirmasi prihal kejadian tersebut, Senin (5/3/2018), bagian seksi keperawatan RSUD Mamuju, Hermin mengatakan, memang pasien atas nama Naura awalnya masuk di UGD kemarin dulu karena DBD, dan sempat dimasukkan di ICU untuk dilakukan penginfusan, dan menurut petugas anastesi, sudah empat kali dilakukan upaya penginfusan tapi tidak berhasil.
Dia berdalih, kemungkinan besar pasien Naura ini sebelum masuk rumah sakit, dia kekurangan cairan sehingga anak ini pada saat dilakukan penginfusan tidak dapat menerima cairan. Sempat bagian kakinya dibedah untuk dimasukkan jarum infus tetapi karena anak ini goyang akhirnya jarum infusnya terlepas lagi.
“Soal kenapa pihak keluarganya melakukan rujukan ke rumah sakit wahidin makassar karena orang tuanya mungkin khawatir sehingga anaknya dikeluarkan di rumah sakit mamuju dan merujuknya ke Makassar,” ujarnya. (edo)
Gak malu apa nih mau jalan bareng gebetan, pacar, temennya pacar ataupun selingkuhan dengan badan yang bauuu? hahahaha… toko parfum angga sebagai tempat penjualan parfum link alternatif ketua poker terbaik menyediakan semua jenis bibit parfum yang memberikan wangi tahan lama dan tentunya lembut untuk dicium , kunjungi link ini untuk melihat varian wangi parfum terbaik di indonesia bit.ly/2V4m9kQ