Mamuju, 8enam.com.-Sektor kelautan Sulawesi Barat harus menjadi design utama dalam penyusunan Strategi daerah, agar lebih fokus pada Substansi masalah perikanan di Sulbar.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Sulbar, Dr. Suyuti Marzuki dalam Prees Conference yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulbar di salah satu Warkop dikota Mamuju Minggu (4/11/2019) malam.
Press Conference tersebut dipandu langsung Pelaksana Harian Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Sulbar Wawan Jurwanto yang dihadiri Dr. Suparman Sasmita Ahli Alat Penangkapan ikan Balai Besar Perikanan Indonesi (BBPI) Semarang, Dr.Suyuti Marzuki dan puluhan Awak media.
Pada kesempatan itu Pakar Social Welfare, Dr. Suyuti Marzuki mengatakan, Pengelolaan perikanan tangkap masih didominasi perikanan pantai, perikanan rakyat yang bersifat tradisonal.
Menurutnya, penangkapan ikan sec tradiosinal, nelayan tradisonal, menggunakan perahu dayung atau kapal motor tempel. Peralatan yang sangat terbatas dan sederhana. Hasil yang didapat pun sedikit.
“Jenis ikan perairan dangkal, kembung, teri, petek, lemuru, dan beberapa jenis moluska, seperti cumi dan ubur-ubur. 90 persen nelayan tradisonal di Indonesia adalah nelayan berskala kecil,” ujarnya.
Dia katakan, Solusi Strateginya adalah mendorong permodalan melalui perbankan, UMKM, Koperasi. Mekanisasi perikanan tangkap dan Pemanfaatan dan teknologi penangkapan yang modern.
“Masalah yang dihadapi, untuk memajukan aktivitas perikanan pantai yaitu masalah kekurangan modal, masalah cuaca serta ekspoitasi berlebihan. Perairan Jawa Justru ekploitasi sangat minim. di Perairan Sulbar karena kurangnya poin 1 dan 2,” pungkasnya. (edo)