Mamuju, 8enam.com.-Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) petani Kakao, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Mamuju menggelar Sekolah Lapang (SL), Minggu (29/4/2018).
Sekolah Lapang yang di laksanakan di Desa Salletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulbar diikuti 170 orang anggota kelompok tani, terdiri dari pemuda tani, wanita tani dan sejumlah kelompok tani yang ada di Desa Dalletto khususnya petani kakao.
Dalam materinya dihadapan ratusan peserta SL, Rosma memaparkan tatacara panen sering pada buah kakao. Dia menjelaskan, panen sering sebaiknya dilakukan setiap 7-10 hari sekali tergantung banyaknya buah yang masak, buah yang dipanen kata rosma adalah buah yang mulai menunjukkan gejala masak, jangan sampai kelewat masak.
“Kumpulkan buah pada satu tempat dalam kebun dan dibelah pada hari yang sama, alat petik yang digunakan adalah memakai gunting karena menghindari rusaknya bantang buah, kumpulkan dan pisahkan buah yang sehat dan yang sakit,” jelas Rosma.
Rosma juga katakan, Sanitasi dilakukan untuk menekan populasi hama PBK dengan memutus siklus hidup serangga hama denga memetik buah-buah yang terserang hama dan penyakit, sanitasi dilakukan dengan cara membenamkan kulit-kulit buah sehabis panen dan buah-buah yang terserang penyakit buah busuk.
“Sanitasi kebun penting untuk dilakukan pada perkebunan kakao, karena dapat menekan tingkat serangan hama dan penyakit tanaman,” ujarnya.
Sementara Penyuluh Disbun Mamuju, Nasria menjelaska tatacara pengaplikasian pupuk pada tanaman kakao. Kata Nasria, aplikasikan pupuk 1x setahun, pada awal musim hujan, dosis yang dianjurkan adalah 200 gram NPK formula khusus tanaman kakao. Pemupukan ada 3 macam, di benamkan, tugal, dan disebarkan. namun kata Nasria yang baik adalah dengan cara dibenamkan karena tidak menguap dan tidak banyak pupuk yang digunakan.
“Pemupukan dilakukan setelah kegiatan pemangkasan, biasanya pada awal musim hujan dan akhir musim hujan sehingga pupuk muda diserap oleh tanaman karena kandungan air dalam tanah masih tersedia,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Mira, ketua kelompok tani Bina Tani berharap dengan adanya SL ini ada tindaklanjut dari dinas yang terkait, yaitu memberikan solusi terkait permasalahan yang dihadapi petani kakao saat ini, terutama petani-petani kakao yang ada di Desa Salletto.
“Seperti pemberian bantuan pupuk, bantuan bibit sambung pucuk dan sarana-sarana produksi lainya untuk dapat meningkatkan hasil produksi pada tanaman kakao kami,” simpulnya. (edo)