Mateng, 8enam.com.-Rencana pembangunan jembatan ganda diatas Sungai Budong-budong yang menghubungkan Kecamatan Topoyo dan Tobadak tepatnya di jalan trans Sulawesi, mulai disosialisasikan oleh Pemkab Mamuju Tengah (Mateng)
Kegiatan tersebut berlangsung di ruang pola kantor Bupati Mamuju Tengah Senin (9/9/2019) yang dihadiri langsung oleh Bupati Mateng, H. Aras Tammauni, Wakil Bupati Mateng, H. Muh. Amin Jasa, Asisten Bidang Pemerintahan dan Asisten Bidang Pembangunan, Kadis PU PR Mateng, Kepala OPD terkait Lingkup Pemkab Mateng, Pertanahan, Pabung TNI Kodim 1418 Mamuju, Kapolsek Tobadak, Tokoh Masyarakat serta Masyarakat yang terkena dampak pembangunan jembatan.
H. Aras Tammauni mengatakan, Pembangunan jembatan ganda diatas sungai Budong-budong itu, adalah bantuan dari pusat dan sudah ditetapkan dimana titiknya dan Pemkab tidak berhak untuk merubahnya.
“Untuk itu pada hari ini kita laksanakan sosialisasi, untuk mencari jalan keluar sehingga masyarakat kita yang terkena dampak dapat kita minimalisir, misalkan yang tadinya berkisar 300 meter dari jembatan ke arah selatan dan 300 meter dari jembatan ke arah utara dapat menjadi 100 meter ke arah selatan maupun utara,” kata Bupati.
Bupati berharap partisipasi dan bantuan dari masyarakat Mamuju Tengah, khususnya yang terkena dampak dapat bekerjasama dengan baik agar kiranya pembangunan jembatan ganda tersebut dapat terlaksana dengan baik tanpa ada hambatan.
“Karna jembatan kita ini tidak bisa kita prediksi sampai kapan bertahan, karena kondisi jembatan tersebut bisa kita lihat seperti apa, Nah, jika ini roboh maka kita tidak dapat membangun lagi karna kemanpuan fiskal anggaran kita itu kecil,” ujarnya.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Mateng, H. Muh. Amin Jasa juga menyampaikan, pembangunan jembatan tersebut bagi masyarakat yang terkena dampak tidak ada ganti ruginya, karna memang tidak disiapkan pos anggaran dari pusat, anggaran sebanyak Rp 45 milyar tersebut hanya untuk pembangunan fisik saja.
Oleh sebab itu kata Amin Jasa, berdasarkan rencana 300 meter dari tiap sisi jembatan baik dari selatan maupun utara, jika ini terjadi maka jumlah terkena dampak itu sebanyak 42 rumah, dari sejumlah itu tentu ada yang kurang setuju itu sudah pasti.
“Nah, untuk keluar dari persoalan itu kita mencoba mencari solusinya dengan mempersempit dan memperpendek bentangan yang menjadi rencana awal tersebut,” tutur Amin Jasa.
Jika ini bisa diperpendek lanjut Amin Jasa, maka sedikit yang terkena dampak, jika tinggal sedikit yang terkena dampak itulah dicarikan solusinya. Untuk itulah pemerintah laksanakan sosialisasi ini, sehingga pemerintah dapat mengetahui unek-unek dari masyarakat yang terkena dampak tersebut.
“Ini baru kita akan meminta atau mengusulkan kepusat, mudah-mudahan dibolehkan, tapi kalau pusat tetap bertahan dengan tehnis dan lain sebagainya maka pemerintah tetap mendukung pembangunan jembatan tersebut,” pungkasnya (Ysn Hms/one)
Rubrik Ini Dipersembahkan Oleh Kominfo Kabupaten Mamuju Tengah