Rabu , Juni 25 2025
Home / Opini / Pembatasan Sosial Melonggar, Ekonomi Sulbar Berangsur Pulih

Pembatasan Sosial Melonggar, Ekonomi Sulbar Berangsur Pulih

Penulis : Dina Srikandi, SST., M.Si
Statistisi pada BPS Provinsi Sulawesi Barat

Opini.-Perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia terus membaik. Hal ini mendapat pengakuan dari dunia internasional. Nikkei Asia telah merilis Indeks Pemulihan Covid-19 Oktober 2021 pada 5 November 2021. Dalam asesmen tersebut, Indonesia menempati peringkat 41 dari 121 negara, dengan capaian skor 56. Indonesia pun masih menempati posisi pertama di antara sejumlah negara ASEAN lainnya. Semakin tinggi ranking suatu negara dalam indeks tersebut menandakan semakin siap negara tersebut untuk pulih dari Covid-19, dengan jumlah kasus Covid-19 yang rendah, tingkat vaksinasi tinggi dan merata, serta pembatasan sosial yang lebih longgar (Tempo.com, 13/11/2021).

Berkat capaian ini, pemerintah akhirnya secara resmi mencabut aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh Indonesia selama natal dan tahun baru. PPKM level 3 awalnya akan diberlakukan pada tanggal 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Kondisi ini dinilai menjadi modal sosial kuat bagi ekonomi Indonesia untuk terus tumbuh dan membaik. Namun, semua pihak mesti tetap waspada karena pandemi belum berakhir.

Dengan pelonggaran pembatasan sosial ini akan mendorong mobilitas sehingga konsumsi masyarakat akan semakin membaik. Perbaikan ekonomi Indonesia tercermin dalam capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Ekonomi Indonesia triwulan III tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,51 persen jika dibandingkan triwulan III tahun 2020. Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,06 persen. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,16 persen. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2021 mengalami peningkatan hampir di seluruh wilayah. Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi yang mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, Ekonomi Sulawesi Barat pada triwulan III tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 2,54 persen jika dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2020. Peningkatan penciptaan nilai tambah menyebabkan perekonomian tumbuh pada sebagian besar kategori lapangan usaha dengan besaran bervariasi. Dua kategori lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori konstruksi sebesar 15,73 persen dan kategori industri pengolahan sebesar 14,24 persen. Jika dilihat berdasarkan sumber pertumbuhan, industri pengolahan memberikan andil tertinggi yaitu sebesar 1,42 persen. Sementara itu, kategori konstruksi memberikan andil sebesar 1,13 persen.

Jika ditelisik lebih dalam, industri yang mendorong tumbuhnya industri pengolahan di Sulawesi Barat adalah industri makan minum. Pada triwulan III tahun 2021 industri makan minum tumbuh sebesar 14 persen dibandingkan triwulan III tahun sebelumnya. Andil Industri makan minum terhadap pembentukan nilai tambah pada sektor industri pengolahan sekitar 90 persen, sisanya sebesar 10 persen adalah industri lainnya diantaranya industri furniture, industri karet, industri barang cetakan kertas, industri barang dari logam dan lainnya. Hal ini menunjukkan industri makan minum sangat mendominasi sektor industri pengolahan. Kemudian jika diliat lebih dalam, dari andil sebesar 90 persen tersebut, 75 persen disumbangkan oleh industri pengolahan kelapa sawit.

Pertumbuhan juga terjadi pada kategori konstruksi yang didorong oleh meningkatnya konsumsi penduduk di sektor tersebut. Sebagian besar penduduk yang rumahnya terdampak gempa pada awal tahun 2021 sudah mulai melakukan perbaikan maupun pembangunan kembali. Bantuan dana stimulan untuk perbaikan rumah dari pemerintah juga sudah mulai tersalurkan.

Jika dilihat dari sektor lainnya yaitu dari sektor perdagangan, pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh peningkatan mobilitas masyarakat dalam beraktivitas ke luar rumah seperti ke tempat perbelanjaan umum, dan pasar tradisional.

Pertumbuhan ekonomi ini tentu harus dijaga trend positifnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mendorong perkembangan industri pengolahan yang sudah ada serta membuat industri pengolahan baru yang potensial. Sebagaimana kita ketahui bahwa selain menjadi penghasil kelapa sawit, Sulawesi Barat juga merupakan daerah penghasil kakao yang cukup besar. Industri pengolahan kakao menjadi cokelat siap konsumsi harusnya bisa menjadi potensi baru. Bagaimana membuat cokelat Sulawesi Barat menjadi trend konsumsi masyarakat tidak hanya di dalam Sulawesi Barat saja namun sampai ke daerah-daerah lainnya dan bahkan sampai ke luar negeri. (**)

Check Also

Mengurai Tantangan Pengangguran di Polewali Mandar : Solusi untuk Masa Depan yang Inklusif

Oleh : Evi Arianti, SST Statistisi BPS Kabupaten Polewali Mandar Pengangguran menjadi salah satu tantangan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *