Mamuju, 8enam.com.-Salah satu ancaman krisis jangka panjang di tengah Pandemi ini, adalah krisis pendidikan. Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan pendidikan kabupaten Mamuju, Mamuju Hajrul Malik dalam rakor advokasi data SIPBM ATS/APBS 2020 yang berlangsung di Grand Hotel dan Convention Mamuju, Rabu (30/12/2020).
“Ancaman putus sekolah permanen menjadi bom waktu untuk kita atasi. Data ATS (Anak Tidak Sekolah) di 18 desa dari 7 kecamatan 3.044 anak usia sekolah atau berusia 7-18 tahun,” kata Hajrul Malik.
Dia mengunkapka, 48,6 persen diantaranya beresiko putus sekolah di masa Pandemi ini, dan 8,3 persen saat ini sudah tidak sekolah.
“Solusinya dibutuhkan Pemimpin Pemikul beban, Pemimpin kreatif. Banyak yang sudah terlibat, tapi kebijakan belum sepenuhnya berpihak. Dibutuhkan political Will Pemimpin Baru. Pemimpin Keren,” katanya.
“Jelang akhir tahun di sini perlu bergerak segera. Data itu penting karena data kita tahu apa yang mesti dilakukan dengan benar untuk sebuah kebijakan yang tepat. Kita masi banyak PR anak tidak sekolah 2020,” ungkapnya. (edo)