Mamuju, 8enam.com.-Sejumlah pertanyaan yang diajukan Paslon Nomor 1, calon Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi pada debat publik putaran pertama tidak dijawab paslon nomor 2 Habsi-Irwan (HI).
Debat yang dilaksanakan KPU Mamuju ini mengusung tema “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah serta Meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat dan strategi penanganan Covid-19”, di ikuti pasangan Nomor 1 Sutinah Suhardi-Ado Mas’ud dan nomor 2 Habsi Wahid-Irwan SP Pababari. Sabtu (31/10/2020) di Hotel Matos Mamuju.
Pada segmen ketiga, Sutinah Suhardi mempertanyakan hampir lima tahun kepemimpinan Habsi-Irwan yang menyisakan banyak persoalan. Diantaranya kemiskinan yang terus meningkat, penempatan ASN pada posisi strategis tidak proporsional, gaji tenaga kontrak yang belum terbayarkan, hasil ujian nasional SMP terendah di Sulbar, pengelolaan aset yang amburadul, feri mini yang viral, pembangunan manakarra tower ditengah pandemi covid-19. “Apa yang menjadi hambatan dan kendala semua ini terjadi?” tanya Sutinah kepada Habsi-Irwan.
Menjawab pertanyaan dari Paslon nomor urut 1. Habsi-Irwan mengatakan penyebab pertumbuhan angka kemiskinan di Kabupaten Mamuju dikarenakan semakin banyaknya pendatang.
“Rata-rata orang yang datang di Mamuju para pencari kerja, jadi itu yang menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan. Mereka tidak memiliki keterampilan, sehingga tingkat pendapatan mereka rendah,” katanya.
Sementara terkait IPM, Habsi menyangkal jika terendah, menurutnya jika Mamuju adalah tertinggi di Sulbar.
Sementara pertanyaan soal penempatan ASN pada posisi strategis tidak proporsional, gaji tenaga kontrak yang belum terbayarkan, hasil ujian nasional SMP terendah di Sulbar, pengelolaan aset yang amburadul, feri mini yang viral, pembangunan manakarra tower ditengah pandemi covid-19 itu tidak dijawab.
Diketahui bahwa secara absolut angka kemiskinan di Kabupaten Mamuju dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pada tahun 2016 sebanyak 17.470 jiwa warga miskin di Mamuju Sulbar, tahun 2017 sebanyak 19.110 jiwa, tahun 2018, 20.420 jiwa, serta tahun 2019 sebanyak 20.570 jiwa, sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh BPS Mamuju. (Anhar)