Mateng, 8enam.com.-Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Mamuju melakukan intensifikasi Bulan ramadhan dan menjelang hari raya idul fitri produk pangan dan pengujian pangan di Kabupaten Mamuju Tengah, Kamis 28 Maret 2024
Kegiatan tersebut diikuti Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, dan Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju Tengah.
Penanggungjawab Informasi Komunikasi Edukasi BPOM di Mamuju, Mirza mengatakan, pagi tadi tim pemeriksaan Balai POM di Mamuju melakukan pengecekan di empat sarana distribusi, untuk mengecek kadaluwarsa, izin edar dan bahan bahan berbahaya serta kondisi rusak pada pangan.
Kata Mirza, dari pengawasan sarana distribusi pangan oleh tim pemeriksaan Balai POM di Mamuju di sarana distribusi pangan baik retail tradisional maupun modern di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah ditemukan Produk Rusak sebanyak 21 pices Produk (Rp 357.000), Kadaluwarsa 263 pices (2.802.000), Produk Tanpa Izin Edar 33 pcs (Rp 2.640.000) Total : 317 Pices, Dengan nilai Ke Ekonomian : Rp. 5.799.000
“Terhadap temuan di atas langsung ditindaklanjuti dengan cara dimusnahkan di lokasi oleh pemilik sarana, untuk produk yang sudah tidak dapat dikonsumsi, baik itu kadaluarsa atau rusak atau tanpa izin edar agar masyarakat Topoyo bisa terjamin keamanannya dari makanan kadaluarsa,” ungkapnya.
Dijelaskannya, bila di bandingkan pada tahun 2022, 2021, hasil pemeriksaan tahun ini sudah banyak penurunan nilai temuan, kurang lebih sekitar 20 persen, dan tentunya capaian ini hasil kinerja BPOM dan bersama pemerintah daerah Kabupaten Mamuju Tengah dalam pengawasan produk pangan.
Dia menghimbau pemilik toko agar sebelum menerima barang, harus mengecek kemasannya, kondisinya apakah dalam kondisi baik, cek levelnya, pastikan informasi levelnya lengkap, izin edarnya ada kemudian cek kadaluarsanya jangan sampai melewati tanggal kadaluwarsa, jangan sampai masyarakat yang membeli dapat barang yang rusak dan kadaluwarsa.
Selain pengawasan di toko retail, tim BPOM juga melakukan pengecekan takjil dengan mensampling takjil yang dicurigai mengandung bahan berbahaya dan mengandung boraks dan pormalin.
“Takjil diambil untuk di sampling seperti es buah mutiara, bakwan udang, jalangkote, cendol, sambusa, ikan kering, tahu, pentol bakso yang di ambil di 15 pedagang dengan total 27 sampel dengan hasil uji semuanya NEGATIF,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, ciri ciri bahan makanan yang kadaluwarsa dan mengandung bahan pengawet. Kata Mirza, kalau warnanya terang itu patut dicurigai mengandung pewarna textile, kemudian ikan segar bisa dilihat dia tidak dihinggapi oleh lalat.
Tim Infokom Balai POM di Mamuju juga melakukan edukasi keliling ke pedagang-pedagang di sekitar Pusat Takjil Karossa, pasar tobadak 1 dan Pasar Lama Topoyo terkait penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan seperti ciri-ciri Pangan yang mengandung Boraks, Formalin, Rhodamin B, dan Methanyl Yellow.
Tim Infokom juga melakukan edukasi ke Pedagang Ritel yang ada di Kecamatan Karossa, Tobadak dan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah tentang pentingnya pemisahan penyimpanan bahan pangan dan non pangan pada bagian etalse promo, serta edukasi cek KLIK agar senantiasa secara berkala melalukan pengecekan pada setiap produk yang dijual di ritelnya dan kepada petugas Ritel di informasikan tentang Aplikasi BPOM Mobile. (amr)