Mamuju, 8enam.com.-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Barat, terus berupaya dan berkomitmen turunkan prevalensi angka stunting
Target hingga akhir 2023, penurunan angka stunting di angka 20 persen
Hal itu disampaikan Plt Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Rezky Murwanto dalam Konferensi Pers yang berlangsung di aula kantor BKKBN Sulbar, Senin (31/7/2023).
“Semua Kabupaten di Sulbar jadi perhatian kita, tetapi tidak se Intens di Polman, Majene dan Mamuju. Tiga Kabupaten ini memiliki jumlah penduduk tertinggi yang akan jadi fokus utama penurutan stunting,” kata Rezky Murwanto
Diketahui saat ini, angka stunting Sulawesi Barat berdasarkan data pravelensi Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) berada diatas nasional yakni 35 persen.
Kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala BKKBN Sulbar, Rezky Murwanto, target tersebut telah dihitung dengan sasaran di utama di tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Majene, dan Mamuju.
Rezky menyebut, saat ini BKKBN sedang mengoptimalkan kerjasama lintas sektoral untuk mempercepat penurunan stunting. Saat ini ada sekitar 2.800 tenaga pendamping stunting yang terlibat di BKKBN pada enam Kabupaten di Sulawesi Barat.
“Yang jadi masalah di lapangan penggunaan data yang berbeda, tetapi kita sudah melakukan koordinasi lintas sektoral untuk menggunakan metode satu data untuk mempercepat penurunan stunting. Kita harapkan ini berjalan hingga tingkat Desa,” terang Rezky.
Untuk itu dalam puncak peringatan hari anak nasional yang dilaksanakan BKKBN Sulbar di Hotel Maleo, Senin (31/7/23). Jadi agenda evaluasi dalam target kerja penurunan stunting di Sulbar.
Hal itu dikarenakan, peringatan hari anak itu dihadiri para kepala daerah dan Forkopimda Sulbar.
“Pada puncak pelaksanaan hari anak nasional tadi siang yang baru pertama dilaksanakan di Sulbar, jadi bahan evaluasi kita dengan unsur pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Forkopimda. Kita harapkan kedepan sinergi ini dapat berbuah hasil maksimal,” pungkas Rezky. (edo)