8enam.com Media Online Sulawesi Barat
Mamuju, 8enam.com.-Untuk mengatisifasi beredarnya bibit Kelapa Sawit palsu, Dinas Perkebunan Sulbar perketat pengawasan.
Kadisbun Sulbar, H. Abd Waris Bestari mengungkapkan, Penangkal bibit palsu kelapa sawit bukan hanya sekarang. 10 tahun yang lalu itu pernah ada didaerah karossa tapi itu sudah dilakukan pemusnahan
“Bibit palsu itu bukan hanya ada sekarang, 10 tahun yang lalu sudah pernah ada memang itu di daerah Karossa, dan itu oleh PMS kami sudah melakukan pemusnahan,” ujar H. Abd Waris Bestari saat ditemui usai menghadiri seminar peningkatan kompetensi wartawan dan humas pemerintah tentang industri kelapa sawit indonesia yang digelar PWI Prov Sulbar d’Maleo Hotel dan Convention, Kamis (14/11/2019) kemarin.
“Tapi Insya Allah saat sekarang ini tidak ada lagi karena kita sudah perketat. Jadi setiap penangkar-penangkar bibit kelapa sawit yang ada kita harus minta dokumenya. Itu bibit kecambanya dari mana, harus ada sertifikat. Jadi kita perketat sekarang itu, kemudian setelah ada sertifikat bibit kecambanya itu, sebelum disalurkan harus disertifikasi lagi,” sambungnya.
Jadi tidak muda sekarang kata Abd Waris, makanya penangkar bibit yang masuk di peremajaan kelapa sawit yang saat ini itu diperiksa dokumenya, dan kalau palsu iya tidak kasi Izjin.
Disinggung soal solusi agar harga TBS kelapa sawit bisa stabil, Abd Waris Bestari menyarankan kepada pihak perusahaan untuk menghadirkan para kelompok-kelompok tani, mahasiswa dan Tim penetapan TBS dalam setiap kegiatan diskusi permasalahan harga TBS.
“Kita mau ada transparan didalamnya, dalam artian bahwa semua dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penetapan harga TBS, kami juga sudah RDP dengan DPR. Bahwa akan ditindak lanjuti lagi memanggil yang mewakili departemen pertanian untuk bisa menjelaskan perbedaan apa itu dokumen kontrak apa itu invois, mudah-mudahan ini akan terjawab dengan sendirinya nanti kedepan,” ungkapnya. (edo)
