Mateng, 8enam.com.-Dari data yang dimiliki Dinkes Kabupaten Mamuju Tengah, tercatat hingga tahun 2019 prevalensi stunting cukup tinggi mencapai 41,59 persen. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Mamuju Tengah, Setya Beri pada kegiatan Rencana Aksi Daerah dalam Penanggulangan Stunting.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Wisma Bahari Indah Topoyo, Kamis (1/10/2020) tersebut dibuka oleh Plt. Bupati Mamuju Tengah, Andi Bau Akram, didampingi labgsung oleh Kadis Kesehatan Mateng, Setya Bero bersama Sekertaris Bappeda Mateng, Litha Febriani.
Pada kesemptan itu, Setya Bero menyampaikan, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang Balita akibat kekurangan gizi, Stunting bisa disebabkan oleh kurannya asupan gizi kepada balita dan pola asuh yang salah dari orang tua.
Jika dibiarkan tanpa diintervensi melalui program yang tepat kata Setya Bero, akan menimbulkan masalah terhadap Balita. Balita mudah sakit, tuberkolosa, diare dan infeksi lainnya. Dan lebih parahnya penderita Stunting tidak dapat sekolah lebih tinggi karena perkembangan otak terganggu.
“Nah, Program Rencana aksi daerah dalam penanganan stunting di Mateng ini, merupakan upaya nyata Pemkab Mateng guna memastikan kedepan daerah ini terbebas dari kasus stunting,” ujarnya.
Lanjutnya, dari data yang dimiliki Dinkes Mateng mateng tercatat hingga tahun 2019, prevalensi stunting cukup tinggi mebcapai 41,59 persen, tentunya ini menjadi perhatian pemkab terus menerus sehingga kegiatan penanganan dan pencegahannya terus dilakukan.
“Salah satu upaya yang dilakukan dengan meningkatkan dorongan lintas sektoral dalam hal kegiatan yang dapat mendorong percepatan penurunan stunting di Mateng,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt. Bupati Mateng, Andi Bau Akram menyampakan, Generasi penerus bangsa harus sehat, cerdas, kreatif dan produktif. Jika anak-anak terlahir sehat tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas, maka mereka akan menjadi generasi yang memegang kesuksesan pembangunan bangsa.
“Dan tentu ini menjadi perhatian kita bersama sebagai bagian dari pembangunan generasi yang sehat, cerdas, kreatif dan berkualitas di mateng,” ucap Andi Akram.
Andi Bau Akram menuturkan, kalau tingginya prevalensi srunting di Mateng, mesti menjadi perhatian bersama lintas stakeholder bersama pemerintah.
“Jadi berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) ditemukan angka 41,59 persen tingkat prevalensi stunting di Mateng, dan menjadikan Mateng berada diurutan ke empat di Sulbar, ini mesti menjadi perhatian lintas sektoral bersama-sama,” pungkasnya. (SN/one)