8enam.com Media Online Sulawesi Barat
Mamuju, 8enam.com.-Demi mengakselerasi peningkatan literasi dan pengembangan sumber daya manusia berbasis komunitas, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menyampaikan komitmen besar untuk Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar): menghadirkan 50 lokus Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
Program KKN Tematik ini dirancang sebagai wadah strategis bagi para mahasiswa. Tujuannya adalah memastikan pengetahuan akademik dapat diterapkan secara langsung di tengah masyarakat, sekaligus menumbuhkan budaya literasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di seluruh pelosok Sulbar.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Barat, Mustari Mula, menyambut antusias komitmen tersebut. Ia menegaskan kesiapan Sulawesi Barat untuk menjadi ruang kolaboratif yang optimal bagi perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam memajukan literasi masyarakat.
“Program KKN Tematik ini sangat sejalan dan menjadi penguat arah kebijakan pembangunan literasi di Sulawesi Barat, terutama melalui Program Sulbar Mandarras yang diinisiasi oleh Gubernur Suhardi Duka dan Wakilnya Salim S. Mengga,” jelas Mustari Mula, Sabtu 22 November 2025.
Mustari Mula menambahkan, kehadiran para mahasiswa di tengah masyarakat akan berperan ganda, yaitu memperkuat ekosistem literasi sekaligus secara nyata meningkatkan kapasitas komunitas dalam kegiatan membaca, menulis, dan mengakses informasi secara lebih luas dan merata.
Inisiatif 50 lokus KKN Tematik ini merupakan bagian integral dari strategi nasional Perpusnas RI untuk mendongkrak indeks pembangunan literasi masyarakat. Keberhasilan implementasi program ini sangat bergantung pada sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan komunitas lokal, termasuk dalam menjamin keberlanjutan kegiatan literasi yang kreatif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan spesifik masyarakat setempat.
Diharapkan, program KKN Tematik di Sulawesi Barat ini akan menjadi energi baru bagi gerakan literasi daerah, memperkuat kolaborasi multipihak, dan pada akhirnya, mendorong lahirnya generasi literat yang adaptif, kreatif, dan siap menghadapi berbagai tantangan global di era digital. (Rls)
