Mamuju, 8enam.com.-Berdasarkan data dari Kemenkes RI, Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, Sulawesi Barat berada pada peringkat kedua tertinggi Prevalensi Stunting secara nasional yakni sebesar 33,8 persen.
Hal itu di sampaikan Sekretaris BKKBN Perwakilan Sulawesi Barat, Rusdi Monoarfa dalam kegiatan Forum Koordinasi Jurnalis program bangga kencana dan penurunan stunting tingkat Provinsi Sulawesi Barat tahun 2022, Rabu (9/2/2022).
“Kalau kita jabarkan per kabupaten yang paling tinggi itu adalah Majene 35,7 persen, Mamasa 33,7 persen, Pasangkayu 28,6 persen, Polewali Mandar 36,0 persen, Mamuju 30,3 persen dan Mamuju Tengah 26,3 Persen,” kata Rusdi Monoarfa.
Dia mengatakan, penyelenggaraan percepatan penurunan stunting dalam Perpres 72 tahun 2021 itu, Sulbar ditargetkan di tahun 2024 turun menjadi 14 persen.
“Kalau kita ditargetkan enam persen setiap tahun, maka untuk Sulbar itu di tahun 2024, setelah kita hitung-hitung harusnya 24 persen penurunannya. Sekarang 33,8 persen pada tahun 2024 kita di harapkan menjadi 24 persen dengan asumsi setiap tahun itu turun 6 sampai 7 persen,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan pada tahun 2021, 33 persen, turun 6 persen pertahun, maka mestinya di tahun 2024 bisa mendekati 14 persen.
Dalam Perpres 72 tahun 2021 Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
“Sasaran, targetnya sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah menurunkan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 14 persen dengan Pelibatan Lintas Sektor.
“Sasaran strategisnya adalah pencegahan dan penurunan stunting adalah Ibu Hamil dan anak berusia 0-23 bulan atau rumah tangga 1.000 HPK,” tutupnya. (edo)