Mamuju, 8enam.com.-Buntut dari tindakan refresif oknum polisi saat pengamanan aksi Unjuk Rasa (Unras) puluhan massa dari FPPI Kota Mamuju, Sabtu 22 September 2018 lalu, Ratusan mahasiswa gabungan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) kembali berunjuk rasa di Polres “Metro” Mamuju menuntut Kapolres untuk dicopot dari jabatannya, Senin (24/9/2018).
Tindakan refresif yang dilakukan oknum polisi kepada aktivis FPPI saat berunjuk rasa di Simpang Lima Mamuju.
Koordinator Aksi Pimpinan Kota FPPI, Suyuti mengaku sangat kecewa dengan tindakan oknum aparat kepolisian yang melakukan pengawalan aksi secara berlebihan.
“Kami mendesak agar oknum polisi yang telah melakukan kekerasan kepada kawan-kawan kami untuk diproses,” kata Suyuti.
Menyikapi tuntutan massa aksi, Kapolres “Metro” Mamuju, AKBP Muhammad Rivai Arvan mengaku bertanggungjawab atas tindakan berlebihan yang dilakukan oleh bawahannya.
Ia juga mempersilahkan untuk melaporkan oknum polisi yang dianggap melakukan kekerasan dan ia menjamin akan memproses laporan tersebut.
“Adik-adik mahasiswa melaporkan oknum polisi yang melakukan tindakan kekerasan, pasti diproses dan kalau itu konsekuensinya harus meletakkan jabatan, itukan yang menilai atasan saya, kalau saya ikuti perintah. Perintahnya misalnya gara – gara ini saya harus dicopot saya mau bilang apa, dan lagi pula jabatan kan amanah,” ujar Kapolres.
“Dari kemarin saya sudah mengakui bahwa itu adalah kelelaian saya, kegagalan saya sebagai Kapolres, yang tidak bisa mengrip anggota dengan baik, sehingga melakukan keamana berlebihan, itu sudah konsekuensi, saya harus terima akhirnya jatuh kesaya, tidak ada masalah,” pungkas Kapolres memambahkan.
Kapolres menambahkan, sampai saat ini sudah ada 3 orang anggota polisi yang diperiksa dan iapun berjanji akan terus melakukan pengembangan terkait hal itu.
“Secara internal sudah kita tindak ada 3 orang kita lakukan penindakan sesuai dengan di rekaman video, itu bukti awal sehingga itu yang kita tindak yang lain-lain masih kita selidiki,” ungkapnya. (edo)