
Mamuju, 8enam.com.-Komunitas Pemuda Malaqbi (KPM) Sulbar keluhkan mobil pengankut sampah Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Mamuju yang setiap harinya melintasi jalan trans Sulawesi Mamuju-Majene dengan muatan sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Botteng Utara, Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju, Sulbar.
Pasalnya mobil pengankut sampah tersebut yang setiap harinya mengangkut sampah menuju TPA sampah menggunakan bak terbuka, sehingga mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bahkan kadang menghamburkan sampah-sampah di sepanjang jalan disertai semburan cairan yang lebih busuk daripada bangkai.
“Mobil pengankut sampah dari kota Mamuju ke TPA sampah di Desa Botteng sangat mengganggu warga di berapa desa yang dilintasinya termasuk pengguna jalan. Karena bau busuk dari sampah itu. Bahkan kadang sampah yang diangkut berceceran jatuh di jalan,” kata Abd Kadir Ketua Devisi hubungan antar lembaga KPM Sulbar, Selasa (28/8/2018).
Menurutnya, ini sangat krusial, karena sopir mobil juga asal muat tampa pikirkan apa dampaknya sampah ketika mobilnya di jalankan dengan Bak terbuka tampa penutup, pasti sampah-sampah itu berjatuhan disepanjang jalan.
“Minimal dinas yang terkait supaya mobil pengankut sampahnya di tutup rapatlah saat mobil itu dijalankan, dan kalau bisa waktu pengankutannya sampah itu jangan di saat orang lagi ramenya beraktifitas di pagi hari, kan sampahnya bisa diangkut di malam hari disaat warga menjelang istirahat malam,” ujarnya.
Kadir katakan, ini perlu perhatian dari pemerintah, jangan memikirkan dari satu sisi saja karena apa bedanya masyarakat yang ada digunung dan yang tinggal di kota, semua ingin sehat dan menghirup udara segar. Jangan malah sampah di angkut dan dibuang ke TPA dengan menggunakan mobil bak yang terbuka.
“Kalau pemerintah tidak pikirkan hal ini, maka saya bisa pastikan bahwa sosialisasi kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah selama ini hanya seremonial belaka. Karena terbukti pemerintah sendiri yang mencemari udara lewat sampah-sampahnya yang di angkut pakai mobil truk dalam keadaan terbuka,” ungkapnya.
Dia katakan, hal ini sudah pernah disampaikan ke DPRD Kabupaten Mamuju melalui komisi bagian pemerintahan namun. Namun hingga saat ini belum ada atensi serius dari pihak DPRD Kabupaten Mamuju.
“Saya dan kawan-kawan baru-baru ini mendatangi DPRD Kabupaten Mamuju dan meminta kepada DPRD untuk turun langsung meninjau tempat pembuangan sampah yang terletak di perbatasan Besa Botteng Utara dan Desa Botteng, karena sampah yang di tampung selama ini bukannya mengurangi resiko dampak lingkungan tapi justru sangat mencemari lingkungan karena dibuktikan di TPA sampahnya tidak diolah sebagaimana mestinya dan terindikasi ketika banjir turun semua jenis kotoran sampah mengalir ke sungai-sungai yang airnya di gunakan warga,” bebernya.
Oleh karenanya kami meminta kepada pihak yang terkait supaya memperhatikan secara serius karena dampak buruknya bisa mendatangkan waba penyakit kepada ribuan orang. Kalau hal tersebut tidak di indahkan oleh pemerintah maka kami akan mengambil langkah tegas,” pungkasnya. (edo)