Mateng, 8enam.com.-Tahun 2018 Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) mendapat bantuan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sebanyak 160 unit Alsintan, yang terdiri dari 65 unit Handtraktor, 25 Kultipator dan 70 unit mesin pompa air. Hal itu di sampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Mateng, Ruslan Lazim dalam acara tatap Muka Bupati Mateng dengan petani penerima bantuan pertanian Se Kabupaten Mateng, Rabu (31/5/2018).
Acara tatap muka tersebut di gelar di pendopo Rumah Jabatan Bupati Mateng yang di hadir oleh Bupati Mateng, H. Aras Tammauni, Para Asisten, Kepala Dinas Pertanian, Pabung TNI Kodim 1418 mamuju, Danramil Budong-budong, Babinsa, Pewakilan Kapolsek, Penyulu Pertanian serta masyarakat Kelompok tani penerima bantuan.
RuslanLazim katakan, tahun ini, Dinas pertanian Kabupaten Mateng menerima bantuan dari pusat sebanyak 65 unit Handtraktor, 25 Unit Kultipator, 75 Unit mesin pompa air, Mesin Tanam dan Jounder.
“Ini merupakan suatu terobosan dari Bupati Mateng, sehingga Alsintan Pertanian bisa kita lihat dikabupaten Mamuju Tengah ini, Pemerintah dari pusat telah banyak mengkucurkan bantuan kepada para petani di Kabupaten Mateng,” ucap Ruslan Lazim.
Menurutnya, petani harus semangat, harus siaga terus dan harus siap menerima perintah dan intruksi langsung dari Bupati Mateng, karena petani sebagai ujung tombak pembangunan pertanian dan keberhasilan pertanian di Kabupaten Mamuju Tengah.
“Bantuan yang diberikan oleh pemerintah ini harus kita manpaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menjadikan hidup kita meningkat dan lebih sejahtera, hanya seorang petani yang malas yang tidak bisa memperbaiki tarap hidupnya,” ujarnya.
Tahun ini, kata Ruslan, target pertama yang diberikan oleh pemerintah pusat sebanyak 62.000 Ha Pertanaman jagung, dan Alhamdulillah pada bulan Februari sudah data CPCL sudah clear semua. Namun karna kebijakan di Pusat ada perubahan, ada revisi, maka untuk tahun ini turun menjadi 50.000 Ha. dengan jumlah benih sebanyak 750 Ton.
Dia katakan, masalah dan kendala yang selama ini dihadapi adalah masalah keterlambatan pendropan benih ke kabupaten, hal itu dikarenakan adanya perubahan sistem dari pusat yang ditindak lanjuti ditingkat provinsi bahwa, pendropan itu sudah tidak seperti lagi tahun-tahun lalu. Kalai tahun lalu, Benih didrop dikantor BPP, di Kantor para penyuluh pertanian yang ada dikabupaten Mateng. Namun sekarang sistem sudah berubah, sekarang penyedia barang dan jasa khususnya benih jagung itu yang mendrop ke tingkat kelompok.
“Inilah yang menjadi kendala kami dari Dinas Pertanian beserta dengan PPL yang sangat kesulitan mendeteksi, memantau dan mengawasi pergerakan daripada alur pendropan benih ini, mengapa ? Karna daerah yang kita cintai ini Mamuju Tengah sangat luas. Nah dengan kendala ini saya sebagai pembantu Bupati disektor pertanian, saya berharap kepada para PPL dan Kelompok Tani, setiap saat apabila ada pendropan dari provinsi agar dilaporkan kepada Dinas Pertanian, kemudian dilanjutkan ke Bupati. (Ysn Hms/Ra)