Mamuju, 8enam.com.-Tuntut kejelasan kasus pelecehan diatas Bus jurusan Mamuju-Makassar, Korps HMI Wati (Kohati) Cabang Manakarra datangi kantor Deean Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamuju, Rabu (30/1/2019).
Sebelum mendatangi DPRD Mamuju, Massa Asksi KOHATI HMI Cabang Manakarra menggelar aksi di kantor perwakilan Kementrian Perhubungan Darat di Simbuang. Karena merasa kurang puas dengan jawaban yang diberikan oleh pihak Kementrian Perhubungan Darat, kemudian melanjutkan Aksi di Kantor DPRD Kabupaten Mamuju
Massa aksi mendesak Pihak DPRD Kabupaten Mamuju untuk segera melakukan pemanggilan kepada pihak yang bertanggungjawab dalam hal transportasi, terkait dengan persoalan tindakan Pelecehan di atas Bus Pipos tujuan Mamuju-Makasar beberapa waktu lalu.
Ketua Korps Kohati HMI Cabang Manakarra, Jusriah menyampaikan dalam dialog dengan Ketua DPRD Mamuju, Hj. Suraidah Suhardi, bahwa agar kiranya pihak DPRD bisa menyelesaikan persoalan tersebut dan memberikan solusi.
“Kami berharap DPRD Bisa mendorong Pengesahan RUU kekerasan seksual terhadap perempuan di DPR -RI dan Penerbitan Perda penumpang untuk setiap perwakilan di Mamuju, kemudian meminta agar perwakilan Pipos ditutup untuk sementara sampai ada kejelasan kasus tersebut,” papar Jusriah.
Menanggapi permintaan itu, Ketua DPRD Mamuju, Hj. Suraidah Suhardi menyampaikan, insya allah dalam waktu dekat ini, selaku pihak DPRD Mamuju akan melakukan pemanggilan kepada pihak terkait.
“Berikan kami kepercayaan untuk mendiskusikan tuntutan kalian di DPR dan kami yakin bahwa ketika hal ini didiskusikan dengan baik, maka kita akan dapatkan hasil yang baik pula dan kami akan menyurat kepada pihak terkait pada hari jumat 1 Februari atau lusa, agar masalah ini bisa cepat di selesaikan,” kata Suraida
Dia juga katakan, dirinya turut prihatin terhadap kasus yang menimpa perempuan di atas bus tersebut.
“Harusnya kasus seperti ini tidak bolah di anggap sepeleh karena ini menyangkut harkat dan martabat perempuan karena perempuanlah sehingga kita bisa terlahir kedunia. Orang yang tidak menghargai perempuan adalah orang yang tidak menghargai ibunya sendiri,” ujarnya. (Wan/edo)