Mateng, 8enam.com.-Takut dengan terjadinya longsor susulan, puluhan warga Dusun Puncak Indah Desa Tabolang, Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), lari mengungsi ke tempat yang lebih aman, Sabtu (8/7/2017) malam.
Sutrisno menuturkan, Jum’at (7/8/2017) dia mendengar suara seperti ledakan (Bum red), tidak lama kemudian suara tersebut berhenti. Lalu terdengar seperti angin kencang, dan yang keluar adalah material lumpur yang keluar dari atas gunung. Dan Sabtu (8/7/2017) sore, dia kembali mendengar suara tersebut dan melihat ada batu serta pohon yang jatuh dari atas gunug. Tidak lama berhenti langsung keluar lumpur.
“Awalnya seperti suara pesawat, yang keluar air sama batu. Makanya saya berteriak untuk meminta warga sekitar untuk mengungsi ketempat yang lebih aman,” ujar Sutrisno.
Hal yang sama juga di katakan Supardi warga Dusun Puncak Indah, suara gemuruh seperti suara pesawat itu terdengar sekitar pukul 17.00 yang di ikuti dengan keluarnya material lumpur dari atas gunung. Sehingga untuk menghindari terjadinya korban, dia meminta warga sekitar untuk mengungsi ketempat yang lebih aman.
“Ada sekitar 30 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi ketempat yang lebih aman,” Ungkap Supardi.
Sementara untuk menghindari korban, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mateng, Diana Ritonga yang terjun langsung memantau lokasi tersebut, menyarankan kepada Kepala Desa Tabolang untuk memberikan tanda agar kendaraan yang melintas di jalur Trans Sulawesi tersebut untuk lebih waspada.
“Kalau perlu jangan ada kendaraan yang lewat di jalur ini, arahkan melalui jalan Desa Salupangkang. Karena bahaya, jangan sampai pas lewat lantas tiba-tiba longsor, bisa tertimbun longsor,” tutur Diana.
Untuk di ketahui, 30 KK yang mengungsi sejak Sabtu sore untuk mencari tempat yang aman karena takut dengan terjadinya longsor susulan, hingga pukul 11.30 malam belum ada bantuan berupa tenda dari instansi terkait. Sementara warga yang mengungsi sangat membutuhkan tenda untuk tempat beristirahat sambil menunggu situasi betul-betul aman.
Karena tidak adanya tenda untuk beristirahat, khusus laki-laki terpaksa harus berkumpul di pinggir jalan poros, sementara yang perempuan istirahat di rumah warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. (Ra)