Penulis : Ahmad Helmy
Pekerjaan/Jabatan : Statistisi BPS Provinsi Sulawesi Selatan
Sebut saja namanya Sabar. Sehari-hari dia menjual bakso gandeng bermodalkan sepeda motor. Saat siang hari dia mangkal di lokasi perkantoran dan malam hari dia keliling di sekitar perumahan yang padat penduduk. Dia memiliki istri dan 3 orang anak yang semuanya masih SD. Keluarganya merupakan salah satu penerima manfaat dari program pemerintah Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Merupakan keluarga dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan.
Sabar tentu sangat terbantu dengan program yang digulirkan Kemensos tersebut. Dia bisa menambah modalnya agar bisa memperoleh omset yang lebih besar lagi. Bantuan ini merupakan bagian dari salah satu program Kemensos untuk memberdayakan masyarakat agar bisa meningkatkan taraf perekonomian dan bisa keluar dari jurang kemiskinan yang dalam (ekstrem).
Program Pengentasan Kemiskinan
BPS telah merilis jumlah kemiskinan di Indonesia pada Maret 2022 yang mencapai 26,16 juta orang atau setara dengan 9,54 persen penduduk. Ada pun penduduk dengan kategori kemiskinan ekstrem mencapai 5,59 juta orang atau 2,04 persen. Kemiskinan ekstrem didefinisikan oleh Bank Dunia sebagai penghasilan USD1,9 per orang per hari sesuai dengan paritas daya beli. Pada Maret, nilai itu setara dengan Rp11.633,-
Pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem di Indonesia nol persen pada akhir tahun 2024. Hal ini sesuai dengan tujuan SDGs menghapuskan kemiskinan. Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah baik program jangka pendek dengan bantuan langsung tunai hingga program yang bisa memberdayakan masyarakat agar bisa merangkak keluar dari kemiskinan ekstrem.
Salah satu Program itu adalah PENA, seperti yang telah diberikan kepada keluarga Sabar. Program ini terbilang efektif untuk “memberi pancing” kepada masyarakat. Angka kemiskinan ekstrem bisa terus ditekan hingga turun dari 2,14 persen menjadi 2,04 persen.
Program ini perlu dilakukan secara masif dan tentunya tepat sasaran agar percepatan penurunan kemiskinan ekstrem bisa terlaksana. Selain itu, perlu juga dilakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang menjadi kantong kemiskinan ekstrem ini.
Tercatat menurut data BPS bahwa Provinsi Papua dan Papua Barat menjadi daerah dengan kemiskinan ekstrem tertinggi dengan 14,15 persen dan 13,87 persen. Sedangkan jumlah penduduk ekstrem terbanyak disumbang oleh Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dengan masing-masing sebesar 1,73 juta orang, 1,66 juta orang, dan 1,62 juta orang.
Kita tentu berharap bahwa apa yang menjadi tujuan pemerintah yakni penghapusan kemiskinan ekstrem bisa terlaksana dengan baik melalui program PENA ini. Para pejuang perekonomian bangsa harus terus didukung dan didampingi agar bisa terus berdaya dan meningkatkan taraf hidupnya. Kalau bisa terlaksana dengan baik maka harapan masyarakat miskin sebagai pahlawan ekonomi nusantara akan tercapai dengan baik. (*)