Mateng, 8enam.com.-Jadi Inspektur Upacara (Irup) peringatan Hari Pahlawan, Bahri Asisten 3 Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), sampaikan pesan fundamental pendiri bangsa.
Upacara Hari Pahlawan yang di gelar di lapangan upacara Kantor Bupati Mateng tersebut di hadiri oleh Asisten 1 Setda Mateng, Ishaq Yunus, Wakil Ketua Dewam Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mateng, H. Hasanuddin S, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Mateng, Kapolsek se Kabupaten Mateng, Danramil, Perwira Penghubung Mateng, dan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemkab Mateng.
Dalam amanat Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa yang di bacakan oleh Asisten 3 Setda Mateng menyampaikan, Para Pendiri bangsa mengabarkan pesan penting kepada kita. Pesan itu adalah bahwa setelah kemerdekaan diraih, maka tahapan selanjutnya, kita harus bersatu terlebih dahulu untuk bisa memasuki tahapan bernegara yakni, berdaulat, adil dan makmur.
Oleh karena pesan fundamental itulah lanjutnya, maka peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun 2017 ini kita mengambil tema “Perkokoh Persatuan Membangun Negeri”.
“Apabila kita mampu bersatu sebagai satu bangsa maka kita dapat maju bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ucap Mensos dalam amanatnya yang di bacakan asisten 3.
Menurutnya, Hari Pahlawan yang peringati saat ini, didasarkan pada peristiwa pertempuran terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, yakni peristiwa “Pertempuran 10 November 1945” di Surabaya. Sebuah peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia internasional, betapa segenap Rakyat Indonesia dari berbagai ras, suku, agama, budaya dan berbagai bentuk partikularisme golongan, bersama-sama melebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dia katakan, Bung Karno pernah menegaskan bahwa, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Kalimat singkat dari Bung Karno ini memiliki makna yang sangat mendalam. Tanpa pengorbanan dan perjuangan para pahlawan dan perintis kemerdekaan, tidak akan ada gagasan besar untuk mendirikan sebuah negara yang bernama Republik Indonesia.
“Berbagai sejarah kepahlawanan, mengisahkan tentang menyala-nyalanya api “Harapan” yang menjadi pemantik dari berbagai tindakan-tindakan heroik yang mengagumkan. Begitu pula Republik Indonesia tercinta ini ketika diproklamirkan, dengan keberanian, tekad, pemikiran orisinil tentang kehidupan bernegara yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945 dan pengorbanan yang besar, maka berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaaannya,” ujarnya.
Lanjutnya, dalam semangat cinta tanah air, menjaga pusparagamnya dan kebhinekaan kita, para pendiri republik dan pahlawan pendahulu menuangkan sumbangan terbaiknya kepada kita semua. Pada 28 Oktober 1928, seluruh pemuda Indonesia meluluhkan ego-ego kedaerahan, kelompok, ras dan golongan untuk menyatakan dan berikrar sebagai satu tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia.
Usai upacara Hari pahlawan, dilaksanakan pemberian bingkisan kepada veteran dan keluarga mantan pejuang 45, kemudian dilkasanakan penghormatan kepada para pahlawan di makam Pahlawan bahagia Desa Babana Kecamatan Budong-budong, serta tabur bunga di Dermaga Desa Babana. (Ysn Hms/Ra)
ADVETORIAL