Mateng, 8enam.com.-Tanggal 25 September 2022, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu, menyerahkan sekaligus melakukan penanaman bersama jagung di Dusun Manurung Desa Tobadak Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah.
Kurang lebih 93 hari pasca penanaman perdana jagung, Kepala Balai BWS Sulawesi III kembali hadir di Dusun Manurung untuk melakukan panen perdana jagung.
Hadir pada panen perdana jagung tersebut, Kepala Balai BWS Sulawesi III Palu, M. Taufik, DR Arsal Aras, Kapolres Mateng yang diwakili Kasat Intel, Sekertaris Dinas Pertanian Mateng, Kepala Satker Pembangunan bendungan Budong-budong, kontraktor dan konsultan serta petani Dusun Manurung.
Dalam sambutannya, M. Taufik menyampaikan, sekitar 93 hari yang lalu tepatnya tanggal 25 September 2022, ditempat ini dilaksanakan penanaman jagung bersama, dalam gerakan “ayo menanam” yang digerakkan oleh Kementerian PUPR.
Kata M Taufik, kegiatan ini dalam rangka menyikapi potensi yang akan terjadi di tahun 2023 yaitu kelangkaan pangan di Indonesia bahkan dunia, sehingga Kementerian PUPR bersama beberapa kementerian menggalakkan kegiatan ayo menanam.
“Di Kementerian PUPR sendiri, di setiap balai yang ada di setiap provinsi minimal diwajibkan mengajak masyarakat untuk menanam jagung, terutama daerah-daerah yang ada pembangunan bendungan seperti di Kabupaten Mamuju Tengah ini,” terangnya, Rabu (28/12/2022).
“Dari beberapa titik yang kita lakukan penanaman bersama, berbeda dengan yang ada di Mamuju Tengah, pertumbuhannya cepat. Mungkin faktor tanahnya yang subur dan perawatan dari petani yang berbeda dengan daerah lain, sehingga pada hari ini kita bisa melaksanakan panen perdana,” sambungnya.
Dia juga mengungkapkan terimakasih atas dukungan dari Ketua DPRD Mateng, Kepala Dinas Pertanian, Kapolres Mateng serta para petani.
“Mudah-mudahan ini menjadi kebiasaan bagi para petani kita untuk tidak membiarkan lahan kosong, jika kita bisa menjadikan ini budaya, insya Allah Mamuju Tengah akan jadi penyuplai komoditi jagung,” tandasnya.
“Semoga apa yang kita ikhtiarkan hari ini, bernilai ibadah. Sekali lagi bukan kami mengajari, tapi kami mengajak petani untuk memanfaatkan lahan kosong dengan menanam jagung,” ungkap kepala Balai BWS Sulawesi III.
Bicara bendungan, M Taufik mengatakan, setelah bendungan Budong-budong selesai, itu bisa mengairi kurang lebih 400 hektar sawah.
“Ini bendung pertama di Sulteng dan Sulbar, tidak ada ditempat lain bahkan bendungan yang paling unik di Indonesia, yaitu bendungan yang memiliki akses masuk sepanjang kurang lebih 24 kilo meter, artinya masyarakat yang dulunya susah mengakses jalan menuju lokasi, Alhamdulillah sudah bisa menikmati jalan beton dengan K 225 yang kualitasnya hampir sama dengan jalan poros Parepare-Makassar,” ungkap M. Taufik.
Sementara ketua DPRD Mateng, DR H. Arsal Aras menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Kepala Balai BWS Sulawesi III atas program penanaman jagung.
Menurutnya, ini adalah rangsangan dan contoh-contoh yang diberikan kepada petani. Kalau PUPR saja bisa melakukan hal ini, kita juga harus bisa, Mungkin saja ini hal kecil, tetapi manfaatnya luar biasa.
“Ini merupakan rangsangan bagi kami di Mamuju Tengah untuk melakukan hal-hal yang sama, yang positif seperti ini,” ungkap Arsal.
Terkait bendungan Budong-budong, Arsal berharap segera dikerja dan cepat selesai, karena kita butuh manfaatnya selain pengendali banjir.
Dikatakannya, sawah di Mamuju Tengah sebelum mekar, itu kurang lebih 9000 hektar, tahun 2022 ini sesuai data sekitar 5000 hektar lebih, artinya sudah ada alih fungsi lahan kurang lebih 4000 hektar, alih fungsi lahan itu karena tidak adanya irigasi.
“Karena ini menyangkut kepentingan daerah Mamuju Tengah. Olehnya itu kami support betul pembangunan bendungan Budong-budong ini,” kata Arsal. (amr)