Mateng, 8enam.com.-Latihan simulasi penanggulangan bencana adalah hal yang sangat penting untuk meminimalisir korban bencana. Hal inilah yang dilakukan oleh Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) guna menghasilkan masyarakat yang tangguh, kuat dan terlatih dalam menghadapi bencana.
Pembukaan latihan simulasi penanggulangan bencana berlangsung di lapangan sepak bola Polohu, Desa Babana, Kecamatan Budong-budong, Jum’at (26/10/2018) dan ditandai dengan penyematan tanda peserta oleh Wakil Bupati Mateng, H. Muh. Amin Jasa dan dilanjutkan dengan pengecekan pasukan.
Ditemui usai pembukaan latihan simulasi penanggulangan bencana, Kepala BPBD Mateng, Rahmat Syam menuturkan, kegiatan latihan ini adalah kegiatan yang terintegrasi dengan pendidikan, yang dilatih disini adalah dari sisi kohnetiknya dulu.
“Jadi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang kita buat 70 persen praktek dan 30 persen teori. Dan itu disampaikan secara simultan dan acak, sehingga kita buat blok-blok seperti, blok tsunami, blok banjir dan blok longsor. Itulah yang dilakukan oleh pemateri,” tutur Rahmat Syam.
TNI-Polri kata Rahmat Syam, diarahkan pada evakuasi, BPBD lebih diarahkan kepada metigasi dan pemetaan, Dinas Sosial diarahkan pada Pasca Bencana.
“Kita punya prinsip, mending kita mandi keringat dalam latihan daripada mandi darah dalam pertempuran. Mending kita berpanas-panas dalam mitigasi, daripada nanti kita hancur pada saat bencana. Itu tekad kita. Semakin banyak orang mengetahui bencana, semakin banyak jiwa yang kita selamatkan dari bencana,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Kasrem 142 Tatag, Letkol Arh. Muh. Imran mengatakan, fokus dalam latihan ini adalah apa yang dilakukan sebelum bencana terjadi. Setelah itu, apa yang dilakukan saat terjadi bencana dan setelah bencana, apa yang harus dilakukan.
“Hasil yang ingin dicapai adalah masyarakat yang tangguh, kuat dan terlatih dalam rangka menghadapi bencana,” tutur Kasrem 142 Tatag.
Sementara itu, Dandim 1418 Mamuju, Letkol Inf. Jamet Ninjo menuturkan, Kabupaten Mateng akan dijadikan contoh ploting wilayah-wilayah yang menjadi rencana pengungsian masyarakat perkecamatan dan desa.
“Sehingga pak camat, pak desa dan masyarakatnya mengerti ketika ada bencana, mereka harus kemana. Ketika ada penyampaian dari pak camat dan pak desa, mereka langsung ketitiknya. Tidak adalagi yang menyatakan ini berita hoax dan sebagainya,” terang Dandim 1418 Mamuju. (one)