Rabu , Juni 18 2025
Home / Daerah / Begini Alasan Aktivis Sosial Dan Perempuan Ini Hijrah Kepolitik Dan Memilih Partai Gerindra

Begini Alasan Aktivis Sosial Dan Perempuan Ini Hijrah Kepolitik Dan Memilih Partai Gerindra

Mamuju, 8enam.com.-Sebagai aktivis sosial dan perempuan Sejak tahun 2008, aktivis ini telah banyak membantu menyumbangkan pemikiran baik untuk sosial maupun membela hak perempuan dan anak di Provinsi Sulbar.

Namun demikian, Partai Politik itu ujung tombak dalam demokrasi yang terbuka. Olehnya itu, Aktivis ini memilih hijrah ke politik dan menjatuhkan pilihanya pada Partai besutan Prabowo Subianto yaitu Partai Gerindra.

Sontak keputusan tersebut mengundang pertanyaan dari teman seprofesinya, baik melalui media sosial faceboke, Telpon, WhatsApp dan Masengger.

Melalui via WhatsApp, Selasa (17/7/2018), Aktivis sosial dan perempuan, Kartini Manakarra, Dian Daniati mengatakan alasan dirinya memilih menjadi politisi dan bergabung di Partai Gerindra.

Dia katakan, alasannya klasik dan konvensional. Karena dirinya ingin menyumbangkan sesuatu dari segi ide dan gagasan, untuk partai, untuk politik, dan untuk Indonesia lebih baik yang responsif terhadap perempuan dan anak.

“Memilih Partai Gerindra karna satu satunya Parpol di Sulbar yang di ketuai oleh perempuan yakni Hj. Ruskati Ali Baal. Dan saya ingin menyumbangkan sesuatu dari segi ide dan gagasan untuk Indonesia lebih baik yang responsif terhadap perempuan dan anak,” ujar Dian.

Selain itu lanjutnya, Hj. Ruskati berkomitmen membangun Sulbar dari Paku hingga Suremana, membawa kesejahteraan tidak hanya untuk perempuan dan anak, kolompok minoritas dan marginal. Proses rekrutmen di partai Gerindra memperhatikan perempuan secara kuantitatif dan kualitatif pemberian no urut.

“Sebelum bergabung dengan Partai Politik, memang betul selama ini saya sudah berusaha menyumbangkan karya untuk Sulawesi barat, akan tetapi partai politik itu ujung tombak dalam demokrasi yang terbuka. Jadi menurut saya, partai politik adalah alat yang menarik untuk digunakan, terutama bagi orang-orang yang memunyai gagasan intelektual,” ungkapnya.

Menurutnya, kaum intelektual itu orang yang bekerja dengan ide inovasi dan kreatifitas tinggi. Nah, pada satu titik para intelektual itu akan bertanya, gagasan dan idenya itu mau diapakan kalau tidak ada alat yang bisa mewujudkannya. Mau tidak mau pendekatannya adalah kekuatan atau kekuasaan “Power makes the ideas possible”.

“Bergerak di luar arena politik praktis, gerakan kita hanyalah pressure, advokasi, dan memengaruhi opini publik. Tapi ketika ingin masuk ke ranah pembuatan kebijakan, budgeting dan regulating, maka mau tak mau kita harus masuk politik praktis,” terangnya.

“Saya menyadari bahwa
Masuk partai politik itu seperti masuk hutan yang penuh dengan konstalasi kepentingan, kekuasaan dan segala macam yang jauh dari dunia saya,” sambungnya.

Tidak mudah wajah politik hari ini, menjadi semacam arena perjudian, menggunakan uang , kekuasaan, intimidasi dan hal-hal lain yang, menurut Dian, jauh dari subtansi Berdemokrasi.

Lanjutnya, Kalau orang-orang yang kompeten, anak-anak muda dari usia 25 sampai 30 tahun, paling tua 40 tahun masuk politik dan mereka datang dari berbagai latar belakang tentunya politik bakal menjadi sesuatu yang mengasyikkan.

“Terimakasih kepada tokoh-tokoh Sulbar, keluarga dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan nasehat politiknya memperkuat niat saya berjuang mewakafkan diri berbuat lebih banyak di legislatif,” urainya.

“Semoga tulisan ini dapat menjadi jawaban dari berbagai telpon, WA, Masengger dan fb terkait alasan saya masuk ke politik dan memilih GERINDRA,” pungkasnya. (edo)

Check Also

Dukung Pendidikan Berkualitas, Gubernur Suhardi Duka Apresiasi Peresmian Kantor GTK

Mamuju, 8enam.com.-Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) menghadiri peresmian Gedung Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *