Mateng, 8enam.com.-Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, maka menjadi peluang yang sangat besar bagi setiap desa untuk bisa mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya secara mandiri sesuai kebutuhan masing-masing dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Usai melaunching secara resmi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama Anjoro Pangale, Desa Lemo-lemo, Kecamatan Pangale Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Kamis (8/11/2018), Wakil Bupati Mateng, H. Muh. Amin Jasa mengatakan, pengembangan potensi daerah melalui Pembangunan Desa Industri Berbasis Pola Kemitraan BUMDes Bersama ini sangat penting dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya kira ini sangat bagus sekali dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang ada di Desa Lemo-lemo, Kecamatan Pangale ini,” kata H. Amin Jasa.
Setelah dilaunchingnya BUMDes bersama ini, Wabup berharap implementasinya kedepan. Kalau program ini berjalan, maka dilihat sejauh mana hasil yang dicapai.
“Setelah dilaunching, kita akan lihat nanti bagaimana hasil yang ingin dicapai, apakah sesuai dengan program yang dibuat atau bagaimana. Itu yang kita lihat nanti. Intinya kita suffort dan berharap program ini bisa berjalan sehingga keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PMD Mateng, Dzulkifli mengatakan, Keberadaan BUMDes diharapkan mampu untuk meningkatkan perekonomian desa, meningkatkan pendapatan asli desa, meningkatkan pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat, menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa.
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa kata Dzulkifli, maka desa diberi kewenangan untuk mendirikan Bumdes. Hal ini juga diperkuat dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan Dan Pembubaran Bumdes.
“Kita dapat melihat selama ini begitu luas areal kelapa sawit, begitu banyak petani sawit tetapi apa dampak terhadap pemerintah desa itu sendiri, bagaimana dengan harga yang ada diperusahaan atau koprasi pengelolaan sawit, inilah yang menjadi keinginan saya bagaimana kita meramu dan menginginkan sehingga harga sawit itu tetap stabil melalui BUMDes Bersama Anjoro Pangale,” ungkap Dzulkifli.
Dzulkifli sampaikan, kemitraan ini harus dikelolah oleh masyarakat yang ada disini bukan orang dari luar. BUMDes Bersama Anjoro Pangale buat untuk masyarakat yang ada disini agar dapat diberdayakan dengan mengelola potensi yang ada didaerah ini, untuk meningkatkan perekonomiannya sehingga didaerah ini dapat mandiri dan masyarakatnya sejahtera.
“Kegiatan ini tidak akan berhenti sampai disini namun kegiatan ini akan berkelanjutan,” terangnya. (Ysn Hms/one)