
Mamuju, 8enam.com.-Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) secara aktif memperkuat kesiapsiagaan kesehatan masyarakat dengan mengikuti Sosialisasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Kegiatan yang digelar daring oleh Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan (SKK) Kementerian Kesehatan RI ini, secara spesifik difokuskan pada penguatan SKDR dalam mendukung pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Sosialisasi yang melibatkan petugas surveilans, Kesehatan Lingkungan (Kesling), dan Promosi Kesehatan (Promkes) se-Sulbar ini menjadi langkah penting untuk memastikan program MBG berjalan aman, sehat, dan responsif terhadap potensi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan bahwa kewaspadaan dini adalah kunci dalam program strategis pemerintah ini.
“Program MBG merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat. Namun, keberhasilannya juga bergantung pada kesiapan kita dalam mengantisipasi risiko kesehatan yang mungkin timbul. Melalui penguatan SKDR, kita memastikan bahwa setiap potensi KLB bisa terdeteksi lebih cepat dan tertangani secara tepat,” ujar dr. Nursyamsi, sejalan dengan arahan Gubernur Suhardi Duka.
Pihak Direktorat SKK Kemenkes RI menekankan beberapa tujuan utama sosialisasi:
Meningkatkan pemahaman petugas tentang mekanisme pelaporan SKDR.
Menjamin setiap kejadian penyakit potensial KLB yang berkaitan dengan konsumsi makanan bergizi gratis dapat dilaporkan secara cepat dan terkoordinasi.
Mendorong kolaborasi lintas program untuk verifikasi dan respon cepat di lapangan.
Dr. Nursyamsi menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor antara surveilans, promkes, kesling, dan laboratorium kesehatan menjadi kunci agar pelaksanaan MBG dapat berjalan aman, higienis, dan sesuai standar kesehatan, sekaligus menekan risiko terjadinya KLB. (Rls)
8enam.com Media Online Sulawesi Barat