Mateng, 8enam.com.-Siaga bencana dimulai dari diri kita keluarga dan komunitas menjadi tema apel hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Bada Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) di kawasan terminal Benteng Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kamis (26/4/2018).
Hadir dalam apel hari kesiapsiagaan bencana tersebut, Bupati Mateng, ah. Aras Tammauni, Wakil Bupati Mateng, H. Muh. Amin Jasa, Wakil Ketua DPRD Mateng, H. Hasanuddin S, Asisten 1, Staf Ahli Bupati, Pabung TNI, Kepala OPD lingkup Pemkab Mateng, PMI, PMR dan Pramuka.
Dalam Sambutan seragam Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) H.E. Willem Rampangilei yang dibacakan oleh Bupati Mamuju Tengah, H. Aras Tammauni menyampaikan, tanggal 26 April dipilih sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana, karena tanggal tersebut adalah hari lahirnya Undang Undang No. 24/2007 yang merupakan perangkat hukum pertama yang merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif (pengelolalaan risiko bencana). Pada tahun ini berarti juga tepat 11 tahun lahirnya Undang-Undang Penanggulangan Bencana No 24 tahun 2007.
Lanjut dikatakan, Berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang disusun BNPB tahun 2015, jumlah jiwa terpapar risiko bencana kategori sedang-tinggi tersebar di 34 provinsi mencapai 254.154.398 jiwa. Selama tahun 2017, terdapat 2.372 kejadian bencana, yang mengakibatkan 377 jiwa meninggal dunia atau hilang dan 3,49 juta mengungsi.
Disamping itu lanjutnya lagi, arah dan gambaran global kedepan pun akan meningkat, karena dipengaruh beberapa faktor, seperti, Meningkatnya jumlah penduduk, Urbanisasi, Degradasi lingkungan, Kemiskinan, dan Pengaruh perubahan iklim global.
Dia katakan, tidak bisa dipungkiri, intensitas dan kompleksitas bencana di era modern ini telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian yang besar, serta sangat mengganggu aktifitas, dan produktivitas, baik untuk keberlangsungan dunia usaha dan mata pencaharian bermasyarakat.
“Tanggung jawab menjadi kewajiban semua pihak (Everybody’s business) dan pertumbuhan tanggung jawab bersama (Tanggung jawab Bersama) Bapak dan ibu sekalian, ilustrasi diatas telah memberikan informasi yang mungkin kita berinfentasi pada pra-bencana agar dampak bencana timbul dapat ditekan, dampak ekonomi bisa lebih murah, dan bermanfaat bagi keberlangsungan usaha dan matapencaharian masyarakat,” ungkapnya.
Dia menambahkan, mengingat kerentanan, keterpaparan masyarakat dan potensi ancaman baik bencana di Indonesia sebagaimana telah diilustrasi diatas, maka diperlukan satu momen untuk melatih kesiapsiagaan seluruh komponen bangsa dalam menghadapi bencana.
“Oleh karena itu kami, BNPB mengajak seluruh lembaga, Pemerintah Daerah, Lembaga Usaha, dan Lembaga Swadaya Masyarakat secara bersama turut berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan latihan evakuasi bencana serentak. Dengan latihan evakuasi bencana maka akan terbangun kapasitas dan kapabiltas semua pihak terkait kesiapsiagaan sehingga seluruh orang yang tinggal di Indonesia selamat dari bencana,” ungkapnya. (Ysn Hms/Ra)