Mamuju, 8enam.com.-Sebuah video Calon Wakil Bupati Polewali Mandar (Polman), Marwan yang berdurasi 1 menit 9 detik tersebut beredar luas di sejumlah grup WhatsApp.
Dalam video tersebut, nampak pria kelahiran Polman itu sedang menabuh drum mengiringi lagu Heaven, milik Bryan Adams yang dibawakan salah satu band musik di sebuah cafe.
Meskipun hanya sebentar, namun Marwan terlihat sangat menikmati. Belakangan diketahui, sejsk mulai dari bangku SMA Marwan ternyata adalah seorang pemusik. Kegemarannya bermusik berlanjut hingga di bangku kuliah.
“Dari SMA sampai kuliah, punya group band di kampus tehnik Unhas, Keator 09,” ungkap Marwan via WhatsApp. Sabtu (28/1/2017) kemarin.
Bagi Marwan Musik itu bagian dari apresiasi dan aktualisasi diri, di dalamnya ada spirit dan inspirasi dalam kehidupan.
“Setiap dentuman dan irama musik adalah hentakan dalam melakoni kehidupan, didalamnya ada semangat,” ujar Marwan.
Semangat jiwa muda yang dimiliki oleh Marwan, menjadikan Marwan terkenal sebagai sosok yang Fleksibel. Memang, ciri pemimpin zaman now adalah pemimpin yang mampu memecah kebekuan jarak antara pemimpin dan rakyatnya. Pemimpin yang dapat melihat bahwa saat ini gagasan gerakan politik dapat terkonsolidasi secara masif melalui entrepreneur, start up business, dan social entrepreneurship. Sehingga di akhir dari gerakan politik yang ada sekarang adalah Youth Government (Pemerintahan Pemuda).
Ahmad Zaki Djafar teman dekat Marwan menyatakan, karakter Marwan terbentuk dari dinamika hidup yang dijalani dari pahit manis merintis usaha sampai bisa merasakan capaian saat ini.
“Marwan seorang pengusaha muda yang merintis sendiri usahanya, dalam dunia usaha sudah pernah rasakan jatuh bangun, jatuh dan betul-betul jatuh ke titik paling bawah. Kemudian memulai kembali dari nol, prinsip dasarnya adalah pertemanan. Olehnya, pak Marwan itu orang sangat suka berteman, baginya pertemanan adalah jalannya rejeki itu datang, dia menjadi peka, suka membantu orang-orang yang susah,” tuturnya.
“Itulah beliau, karena kepedulian dan kepekaannyalah yang memotivasi dia ingin maju sebagai calon bupati, awalnya dia perihatin melihat daerahnya yang masih dianggap tertinggal, padahal dalam pandangannya begitu banyak sumberdaya yang abai dikelola secara baik,” lanjutnya.
Dikutip dari jawapos.com, Pemimpin Jaman Now, Generasi Millennial yang ditulis Oleh Abiseka Anoraga, Disadari atau tidak, perkembangan hingga generasi milenial yang dibarengi dengan arus modernisasi yang tak terkendali, telah membawa nilai-nilai budaya luar yang memang harus dibendung oleh era kepemimpinan milenial yang mampu menstabilkan keadaan dengan tetap memegang teguh kebijakan politik yang mendidik dan santun.
Kesadaran politisi muda untuk ikut berproses dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, baik dan modern harus didukung dengan sebaik-baiknya.
Fenomenan pemimpin yang membuat jarak dengan rakyatnya merupakan gaya pemimpin yang tidak lagi sesuai dengan konteks saat atau pemimpin ‘zaman old’.
Bahkan kepemimpinan seperti itu terkadang sangat otoriter. Kepemimpinan otoriter sendiri merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. (Lr/edo)