Mamuju, 8enam.com.-Seorang istri Polisi Korban Penganiayaan sesalkan penegak Hukum yang hingga saat ini kasus yang menimpa dirinya tak kunjung di proses.
Di temui di salahsatu rumah makan yang ada di kota Mamuju Sulbar, Jum’at (16/4/2021), Hj. Syar mengaku jadi korban penganiayaan yang terjadi pada 1 November 2020 lalu.
“Saya di keroyok seorang laki-laki dan perempuan hanya dengan masalah sepele, masalah peran status. Proses kejadian ini sumbernya dari pilkada kemarin karena terlalu memanas. Saya mendatangi lapangan Ahmad kirang tahu-tahunya lawan saya itu sudah ada di sana membawa lombok bersama teman-temannya,” kata Hj. Syar.
Hj. Syar menjelaskan, kasus pengeroyokan yang di alami, pihaknya telah melaporkannya ke polda Sulbar, namun hingga saat ini pihak Polda Sulbar tak serius menangani kasus tersebut.
“Saya cukup bersabar, sudah enam bulan saya bersabar karena saya di janji sama penegak hukum akan menangani masalah ini dengan baik, makanya saya bersabar apalagi saya seorang Bhayangkari selalu mengikuti aturan makanya saya tetap tenang,” jelas Hj. Syar.
Dia juga mengungkapkan, terkait kasus pengeroyokan yang di alaminya, Hj.Syar beberapa kali mendatangi pihak Polda Sulbar mempertanyakan laporannya namun hingga saat ini belum ada kejelasan yang di terimanya.
“Berulangkali saya di panggil ke Polda, saya tanyakan bagaimana dengan kasus saya dan saya minta surat tanda terima laporan itu tidak ada. Sampai saat ini surat tanda terima laporan tidak ada sampai pihak polisi mengatakan insya Allah setelah pilkada baru kita lakukan penahanan tapi saat ini tidak di lakukan penahanan. Ada apa dengan pihak kepolisian,” ungkapnya.
Dia pun menuntut keadilan dan meminta kepada penegak hukum serius menangani kasus pengeroyokan yang di alaminya.
“Saya tutut keadilan disini karena saya seorang Bhayangkari, saya selama ini cukup diam, karena saya di janjikan polisi akan di lakukan penahanan, tapi sampai saat ini belum ada penahanan kepada pihak pelaku. Ada apa dengan polisi, ada apa dengan penegak hukum. Saya tuntut, saya akan bersuara sampai baju saya di buka di jalan, saya di telanjangi sampai saya di lomboki semua ada buktinya, visum saya lengkap semua ada apa dengan penegak hukum,” curhat Hj. Syar kepada Wartawan sambil menangis tersedu-seduh. (edo)