
Mateng, 8enam.com.-Sekumpulan pemuda desa yang tergabung dalam Komunitas “Kawan SAMPAH” terus bergerak untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik. Ini sebagai bentuk komitmen dari Komunitas Kawan SAMPAH yang bermarkas di Desa Polo Lereng Kecamatan Pangale Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng).
Nenhy, salah satu dari inisiator terbentuknya Komunitas Kawan SAMPAH menuturkan, Komunitas ini terbentuk berawal dari kegelisan beberapa pemuda melihat sampah plastik. Dari kegelisahan itulah muncul ide untuk mengeloh limbah sampah plastik menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi.
“Komunitas ini terbentuk berawal dari kegelisahan beberapa teman yang melihat sampah plastik. Apalagi seperti kita ketahui bahwa sampah plastik itu butuh waktu ratusan tahun baru bisa terurai dengan tanah. Nah dari situlah kami berpikir, mau diapakan ini sampah plastik agar bisa memiliki nilai ekonomis,” tutur Nenhy, Minggu (17/11/2019) malam.
“Disitulah muncul komitmen kami untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik, meskipun ruang lingkupnya masih skala desa,” sambungnya.

Sebagai bentuk komitmennya kata Nenhy, dua mengaku sudah menggelar sosialisasi sekaligus pelatihan memgolah limbah sampah plastik untuk bernilai rupiah, dengan menghadirkan beberapa perwakilan ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Polo Lereng beberapa waktu lalu.
“Sebagai bentuk komitmen kami untuk menyelamatkan lingkungam dari sampah plastik, kami sudah melaksanakan sosialisasi dampak dari limbah sampah plastik sekaligus pelatihan mengolah limbah sampah plastik untuk menjadi barang yang bernilai rupiah,” ungkapnya.
Selain itu lanjutnya, dia juga akan menyasar sekolah SD untuk melakukan sosialisasi dan memberi pemahaman sejak dini seperti apa bahaya dari sampah plastik sehingga kelak mereka lebih peduli terhadap lingkungan disekitar mereka.
“Mimpi kami sederhana, bagaimana lingkungan desa kami bebas dari sampah plastik demi masa depan generasi penerus kami lebih sehat. Kami akan terus berkomitmen dan terus memulai dari hal yang kecil sesuai kemampuan kami, karena menuju hal yang besar itu berawal dari hal yang kecil. Dan membangun daerah itu harus dimulai dari desa,” pungkasnya. (one)