Minggu , Juni 1 2025
Home / Daerah / Seberapa Bahagia Warga Sulawesi Barat di Masa Pandemi COVID-19?

Seberapa Bahagia Warga Sulawesi Barat di Masa Pandemi COVID-19?

Oleh : Evi Arianti
(Statistisi Ahli BPS Kabupaten Mamasa)

INDEKS kebahagiaan merupakan salah satu indeks kesejahteraan yang saat ini sedang menjadi perhatian para pengambil kebijakan.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengawali penggunaan indeks ini pada tahun 2011 melalui World Happiness Report atau indeks kebahagiaan negara-negara di dunia. World Happiness Report yang dirilis pada Maret 2021 menunjukkan bahwa pada tahun 2020, Singapura menjadi negara yang ‘paling bahagia’ di lingkup wilayah Asia Tenggara.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia masih berada pada posisi tengah, yaitu peringkat 82 dari 149 negara. Peringkat ini tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya yang berada di posisi 84.

Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa perubahan dari tahun 2017-2019 ke 2020 sangat bervariasi antar negara, namun tidak mengubah peringkat secara signifikan.

Hal ini menunjukkan bahwa meski sudah lebih dari satu tahun lamanya dunia berjibaku melawan pandemi COVID-19, namun tingkat kepuasan warga dunia atas kehidupannya tidak berbeda signifikan dengan sebelum terjadinya pandemi.

Sejak tahun 2013, Indonesia juga sudah melakukan pengukuran tingkat kebahagiaan secara mandiri, yaitu melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi dan indikator dengan skala 0–100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia.

Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin tidak bahagia. Hasil publikasi BPS pada tahun 2017 menunjukkan bahwa indeks kebahagiaan Indonesia berada pada angka 70,69.

Pada hasil publikasi tersebut juga disebutkan bahwa terdapat 24 dari total 34 provinsi di Indonesia yang memiliki nilai indeks kebahagiaan di atas angka nasional.

Sulawesi Barat berada pada peringkat 28, atau memiliki indeks kebahagiaan di bawah angka nasional, yaitu sebesar 70,02.

Meskipun demikian, telah terjadi peningkatan indeks kebahagiaan pada penduduk Sulawesi Barat jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang bernilai 67,86.

Pada Berita Resmi Statistik (BRS) April 2017 yang dirilis oleh BPS Provinsi Sulawesi Barat disebutkan bahwa indeks tertinggi adalah indikator keharmonisan keluarga (83,06), sedangkan indeks terendah adalah indikator pendidikan dan keterampilan (54,31).

Penduduk yang tinggal di perkotaan dapat dikatakan ‘lebih bahagia’ daripada penduduk yang tinggal di perdesaan. Nilai indeks kebahagiaan di perkotaan sebesar 74,05, sedangkan di perdesaan sebesar 68,89.

Jika dilihat dari jenis kelamin, tidak terdapat perbedaan indeks kebahagiaan yang signifikan pada penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Indeks kebahagiaan penduduk laki-laki sebesar 70,93, sedangkan yang perempuan sebesar 69,27. Artinya, baik penduduk laki-laki maupun perempuan di Provinsi Sulawesi Barat tetap bisa berbahagia dengan caranya masing-masing.

BPS sebagai pembina data statistik di Indonesia berperan penting dalam penyediaan data statistik yang berkualitas hingga di tingkat dunia.

Meski tengah berhadapan dengan pandemik COVID-19, pada bulan ini yaitu Juli 2021 BPS sedang melakukan kegiatan pengumpulan informasi rinci mengenai tingkat kebahagiaan melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan atau sering disebut dengan SPTK 2021.

Petugas BPS akan melakukan pencacahan melalui pintu ke pintu pada beberapa responden yang terpilih, tentunya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Survei ini dapat dikatakan agak berbeda dengan survei BPS lainnya, karena pada survei ini pengukuran yang digunakan bersifat kualitatif, sehingga perlu menggunakan skala interval dalam pengukurannya.

Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antara petugas pencacah dan responden. Responden yang terpilih harus menjawab dengan jujur karena respondenlah yang akan menentukan dimana tingkat kepuasan dan kebahagiaan melalui setiap indikator yang ditanyakan.

Hasil dari SPTK dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk mengukur keberhasilan pembangunan nasional karena sejatinya, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditentukan oleh indikator ekonomi, tetapi juga melalui indikator sosial.

Lalu, apakah penduduk Sulawesi Barat telah berpartisipasi dalam SPTK dan menerima kedatangan petugas kami?

Walaupun aktivitas fisik dan ruang gerak kita masih terbatas karena adanya pandemi COVID-19, jangan lupa untuk tetap bahagia, ya!. (*)

Check Also

Gubernur Sulbar Minta BPK Ikut Memberikan Pengawasan Program Prioritas

Mamuju, 8enam.com.-Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka (SDK) menghadiri acara Ulang Tahun (Ultah) Badan Pengawasan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *