Mamuju, 8enam.com.-Memilih seorang pemimpin adalah hal yang sangat penting untuk kemajuan bangsa ini atau kemajuan suatu daerah. Meilih pemimpin tentu yang memiliki ide dan gagasan untuk membangun dan memajukan daerah
“Saya mengajak mari melakukan hal hal yang sifatnya Tidak merusak mindset masyarakat awam, atau bahkan sampai merusak gagasan para kaum intelek. Merusak Pandangan Generasi dalam berpolitik dengan menawarkan berbagai macam Keindahan
materi hanya demi kepentingan individu agar bisa menjadi seorang pemimpin,” kata Ramli pemuda asal Desa Salletto Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju, Jum’at (11/9/2020).
Menurutnya, Realitas Etika Politik khususnya di Kabupaten Mamuju itu tidak bermoral lagi. terbukti tindakan para oknum-oknum timses Kandidat yang kerjanya hanya menyerang, Merendahkan pihak lawan, mempertontonkan hal yang tidak layak di perlihatkan ke masyarakat awam seperti mengkritik Aib Individual seseorang.
“Bahkan lupa bahwa dirinya adalah Mahluk Sosial, padahal didalam berpolitik seharusnya yang baik di lemparkan adalah Ide gagasan-gagasan yang membangun bagaimana kemudian untuk berpolitik, namun tetap menjalin dan menjaga tali persaudaraan,” ujarnya.
Untuk kandidat kata Ramli, jadilah calon pemimpin yang fokus untuk 2 hal yaitu, mencari jalan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. jangan mempertontonkan Etika buruk dalam berpolitik dengan cara memprovokasi masyarakat untuk saling merendahakan sesama kandidat.
“Menawarkan ke masyarakat dengan menukarkan selembar kertas (uang) dengan suara, sebab tindakan tindakan itulah yang akan terus menerus merusak etika baik Politik di Sulawesi Barat,” terangnya.
Dan untuk Mahasiswa tetap menjadi mahasiswa, Penyelenggara menjadi penyelenggara, TNI Polri tetap menjadi TNI Polri, ASN Menjadi ASN, Masyarakat Menjadi masyarakat dan Orang Partai menjadi orang partai.
“Semuanya menjadi diri sendiri dan tugas masing-masing tampa melampaui batas sebagai mana yang ada, tampa harus mencari Tolak ukur siapa yang paling Jago dalam Ber Politik. Mari sama-sama memperbaiki kerusakan berpolitik di Sulawesi barat,” ungkap Ramli. (Ra/edo)