Mateng, 8enam.com.-Produksi cabai yang mencapai 17-20 ton per hektar dinilai mampu meningkatkan income perkapita masyarakat Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng). Hal tersebut di sampaikan oleh Bupati Mateng saat panen perdana cabai di Desa Kabubu Kecamatan Topoyo Kabupaten Mateng, Rabu (18/10/2017).
Bupati Mateng H. Aras Tammauni menyampaikan saya sangat mengapresiasi kepada kepala dinas pertanian baik kabupaten maupun provinsi atas kerjasamanya pertanian provinsi dan kabupaten bisa tercipta hasil panen yang banyak.
“Tanam cabai ini sangat menjanjikan kedepan, sesuai arahan kepala Dinas Pertanian Mateng, dalam 1 Ha lahan bisa mencapai 17 sampai 20 ton, ini sangat menambah income perkapita masyarakat Babupaten Mateng,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam pemasarannya nanti, pihaknya akan negosiasikan dengan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi, bahkan dipusat pihak juga akan bicarakan soal pemasaran cabai.
“Saya yakin dan optimis bahwa, tanaman cabai ini bisa menjanjikan bagi masyarakat kita di Kabupaten Mateng,” ungkapnya.
Sebelumnya, dalam sambutan Kadis Pertanian Mateng Ruslan Lazim, Luas lahan percontohan tanaman cabai kurang lebih 1 Ha, tanaman cabai keseluruhan di kabupaten mamuju tengah sudah mencapai 185 Ha, kebun contoh cabai ini di sponsori oleh Biotis Akrindo.
“Kebun cabai seluas 1 Hektar, bisa mencapai 17 – 20 ton, selain dari pada tanaman pangan, kita kembangkan juga tanaman hultikultura,” terang Ruslan dalam sambutanya.
Ruslan katakan, hasil panen ini dipasarkan di Makassar, Manado, Gorontalo dan Luwu Utara (Masamba), dengan harga perkilo cabai berkisar Rp 15.000 – 17.000 terima ditempat,” pungkasnya.
Yang menjadi hambatan lanjutnya, adalah belum ada pasar-pasar yang jelas untuk bisa menampung atau menerima hasil panen petani.
“Kedepan saya berharap kepada semua petani yang ada di Kabupaten Mateng, bisa termotipasi, terobsesi dengan adanya panen raya ini,”
Sebagai kepala dinas pertanian kab. Mateng mempunyai
Untuk Program disektor pertanian, tambahnya, mendorong petani untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur yang selama ini tidak dimanfaatkan untuk menanam cabai dan sebagainya.
“Saya yakin 1 sampai 2 tahun kedepan kabupaten Mateng bisa menjadi penghasil cabai terbesar diProvinsi Sulawesi Barat,” Tutupnya (Ysn Hms/Ra)