Makassar, 8enam.com.-Penyebab masih tingginya stunting di Sulbar adalah pola pikir yang belum tertata dengan baik.
Hal itu di sampaikan Kepala BKKBN Perwakilan Sulawesi Barat, Rezky Murwanto dalam kegiatan peningkatan kapasitas pengelola program bangga kencana bersama mitra kerja dalam rangka perceatan penurunan stunting tingkat provinsi sulawesi barat tahun 2023.
“Penyebab masih tingginya stunting di Sulbar adalah pola pikir yang belum tertata dengan baik,” kata Rezky, Selasa (19/12/2023).
Sehingga kata Rezky, saat ini BKKBN Sulbar bekerjasama dan bersinergi kepada semua mitra untuk melakukan koordinasi untuk percepatan penurunan stunting di Sulbar.
“Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah daerah, mitra kerja, khususnya kepada PKB dan PPPK serta TPK yang telah bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam mendukung dan berkontribusi terhadap program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting,” ucapnya.
Ia pun berharap, setiap PKB PNS dan PPPK memiliki pemahaman mendalam terhadap profil desa binaannya, termasuk data calon pengantin, jumlah PUS, ibu hamil, ibu pascasalin dan balita.
“Salah satu cara mencegah lahirnya stunting baru dengan menjaga jarak kehamilan penduduk. Sehingga tiap bulannya hanya terdapat rata-rata 8 kelahiran per desa, sesuai data proyeksi keluarga di Sulawesi Barat. Kondisi ini diharapkan dapat menciptakan desa-desa bebas stunting baru di Provinsi Sulawesi Barat pada Tahun 2024,” katanya.
Rezky juga mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan salah satu bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Tenaga lini lapangan dan OPD KB serta Mitra dalam melaksanakan program Bangga Kencana dan Percepatan penurunan Stunting Tahun 2023.
“Kegiatan ini sekaligus mempersiapkan diri kita untuk menyongsong tahun 2024 serta memberikan wawasan bagi para peserta agar dapat berkolaborasi menyukseskan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di Sulbar,” tandansya. (edo)