
Mamuju, 8enam.com.-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) langsung tancap gas mengambil langkah strategis pasca keluarnya instruksi terbaru dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Langkah ini diambil demi memastikan keselamatan warga menghadapi potensi cuaca ekstrem di penghujung tahun.
Respons cepat ini menyusul terbitnya Surat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor: 300.2.8/93333/SqwJ tertanggal 18 November 2025, yang menekankan urgensi kesiapsiagaan daerah menghadapi bencana hidrometeorologi.
Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, menyatakan bahwa surat edaran tersebut menjadi landasan kuat bagi pihaknya untuk mengonsolidasikan kekuatan secara terukur.
“BPBD Sulbar akan segera menindaklanjuti arahan Mendagri melalui penguatan koordinasi dengan seluruh BPBD kabupaten, OPD terkait, TNI–Polri, serta para pemangku kepentingan penanggulangan bencana,” ujar Yasir saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/11/2025).
Jalankan Instruksi Gubernur
Yasir menegaskan, langkah antisipatif ini juga sejalan dengan perintah Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK). Gubernur SDK sejak awal telah mewanti-wanti jajarannya untuk waspada terhadap puncak musim hujan.
“Kami mengikuti penuh arahan dan petunjuk Gubernur Sulbar Suhardi Duka. BPBD akan memastikan seluruh unsur di daerah siap menghadapi potensi risiko yang dapat berdampak pada keselamatan masyarakat,” tambahnya.
Empat Langkah Strategis
Untuk menerjemahkan instruksi tersebut ke dalam aksi nyata, BPBD Sulbar telah merumuskan empat langkah strategis yang segera dieksekusi:
Penguatan Peringatan Dini: Mengintensifkan pemantauan cuaca secara real-time bekerja sama dengan BMKG untuk deteksi dini potensi bahaya.
Aktivasi Posko & Alpal: Mengaktifkan posko siaga darurat serta melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kondisi peralatan dan perlengkapan (Alpal) penyelamatan.
Koordinasi Evakuasi: Memastikan jalur koordinasi lintas sektor berjalan mulus, khususnya untuk skenario evakuasi darurat dan pemetaan ulang wilayah rawan bencana.
Sosialisasi Masif: Mengedukasi masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan mandiri, terutama bagi warga yang bermukim di zona merah banjir, longsor, dan angin kencang.
“Kami akan memastikan seluruh perangkat siaga dan penyiapan posko siaga darurat dilakukan sesuai standar,” pungkas Yasir. (Rls)
8enam.com Media Online Sulawesi Barat